- Menanamkan karakter peduli lingkungan pada anak bukan hal instan, tapi bisa dimulai dari langkah kecil: memilah sampah, mendaur ulang, dan membiasakan berpikir hijau.
- Inisiatif ini melibatkan sekolah, guru, dan orang tua agar kebiasaan bijak plastik bisa tumbuh menjadi karakter positif yang berkelanjutan.
- Dengan dukungan pemerintah dan berbagai pihak, gerakan ini menjadi langkah nyata membentuk generasi yang lebih bertanggung jawab terhadap bumi.
Menurut Julia Jasmine, Mom & Sustainable Living Content Creator, membangun karakter cinta lingkungan di keluarga dimulai dari hal kecil.
“Tiga langkah sederhana bisa dilakukan: pertama, sadarkan anak bahwa sampah adalah tanggung jawab kita. Kedua, mulai biasakan memilah, meski belum sempurna. Dan terakhir, terus belajar lewat buku atau kegiatan lingkungan,” jelasnya.
Dukungan orang tua menjadi jembatan penting agar nilai-nilai yang diajarkan di sekolah juga tumbuh subur di rumah. Dengan begitu, anak-anak belajar bahwa menjaga bumi bukan tugas orang lain—melainkan bagian dari jati diri mereka.
Investasi untuk Masa Depan
Hingga kini, program #BijakPlastikSejakDini telah diterapkan di 12 sekolah mitra, melibatkan lebih dari 5.700 siswa, dan berhasil mengumpulkan 27,5 ton sampah plastik. Tak hanya itu, program ini juga menjadi mitra resmi Gerakan Sekolah Sehat (GSS) Kemendikdasmen dan meluncurkan buku serta video edukasi ramah anak tentang pengelolaan sampah.
Bagi Marfusita Hamburgiwati, Country Lead of Corporate & Government Affairs Mondelez Indonesia, inisiatif ini bukan sekadar CSR, tapi bagian dari komitmen jangka panjang perusahaan.
“Anak-anak adalah cerminan masa depan. Jika sejak dini mereka belajar bijak plastik, kelak mereka akan tumbuh menjadi generasi yang mampu menciptakan perubahan nyata,” tuturnya.