- Apoteker berperan penting dalam edukasi dan perawatan luka yang aman dan profesional.
- Buku panduan baru diluncurkan untuk meningkatkan kompetensi apoteker dalam skrining dan rekomendasi perawatan luka.
- Kolaborasi IAI dan Hansaplast dorong standar nasional perawatan luka berbasis bukti ilmiah.
Suara.com - Luka merupakan kondisi umum yang bisa dialami siapa saja, mulai dari luka ringan akibat aktivitas sehari-hari hingga luka kronis yang memerlukan perhatian medis khusus.
Meski sering dianggap sepele, penanganan luka yang tidak tepat dapat memicu infeksi, memperlambat proses penyembuhan, dan menurunkan kualitas hidup pasien. Di tengah pentingnya edukasi mengenai perawatan luka yang benar, peran apoteker menjadi semakin strategis.
Sebagai tenaga kesehatan lini pertama, apoteker tidak hanya berperan dalam penyediaan obat, tetapi juga memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan edukasi, skrining luka awal, dan rekomendasi produk perawatan luka yang tepat bagi masyarakat.
Melalui pengetahuan ilmiah dan kedekatannya dengan pasien, apoteker menjadi jembatan penting dalam membangun literasi kesehatan di komunitas.
Kesadaran akan pentingnya peran tersebut menjadi latar belakang kolaborasi antara Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan Hansaplast, yang secara resmi meluncurkan buku panduan “Penatalaksanaan Luka untuk Apoteker: Edukasi, Skrining, dan Pemilihan Produk yang Tepat” dalam ajang First Aid Conference 2025.
Panduan ini menjadi yang pertama di Indonesia yang secara khusus disusun bagi apoteker sebagai standar praktis berbasis bukti ilmiah untuk mendukung praktik perawatan luka yang profesional, aman, dan berorientasi pada pasien.
Dr. apt. Lusy Noviani, M.M., selaku penulis panduan, menjelaskan pentingnya panduan ini sebagai bekal bagi apoteker untuk lebih percaya diri dan berperan aktif dalam memberikan pelayanan yang berkualitas.
“Kami percaya, apoteker memiliki peran strategis dalam membangun literasi kesehatan masyarakat, khususnya dalam memberikan edukasi dan rekomendasi perawatan luka yang tepat," kata dia.
Melalui panduan ini, diharapkan apoteker dapat semakin percaya diri dan berperan aktif dalam memberikan pelayanan yang profesional dan berorientasi pada pasien.
Baca Juga: Wulan Guritno Buka-Bukaan Soal Jerawat dan Bekas Luka di Wajahnya: Saya Pernah Benci Cermin
Ia menambahkan, peluncuran panduan tersebut merupakan langkah nyata untuk memperkuat kompetensi apoteker melalui pendekatan berbasis bukti dan inovasi teknologi.
“Kolaborasi antara IAI dan Hansaplast dalam bentuk peluncuran buku panduan tersebut merupakan langkah positif untuk meningkatkan kompetensi apoteker melalui pendekatan berbasis bukti dan inovasi teknologi,” tambah Dr. Lusy.
Ketua Umum Ikatan Apoteker Indonesia, Apt. Noffendri, S.Si., juga menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif ini. Menurutnya, IAI menyambut baik kolaborasi strategis dalam peluncuran buku panduan ini.
"Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat peran apoteker dalam penanganan luka, tetapi juga mendukung pengembangan kompetensi profesional melalui panduan yang edukatif, komprehensif, dan relevan dengan kebutuhan nyata di lapangan," ujarnya.
Tidak hanya meluncurkan panduan, Hansaplast juga memperkenalkan inovasi terbaru dalam perawatan luka, yaitu Hansaplast Second Skin Protection, yang dilengkapi dengan teknologi Hydrocolloid.
Teknologi modern ini membantu mempercepat proses penyembuhan luka dengan menciptakan lingkungan lembap yang optimal, melindungi luka layaknya lapisan kulit kedua, dan memberikan kenyamanan maksimal bagi pasien.