Beginilah Kaum Muda Afghanistan Menemukan Cinta

Esti Utami Suara.Com
Kamis, 13 November 2014 | 17:58 WIB
Beginilah Kaum Muda Afghanistan Menemukan Cinta
Ilustrasi kaum muda di Afghanistan (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Frustrasi dengan aturan yang ketat, kaum muda dan berpendidikan Afghanistan dengan cepat belajar bahwa tabu dapat dikesampingkan dengan penggunaan internet.

Meski hidup dalam kungkungan aturan Islam yang sangat konservatif,  media sosial ternyata mampu membuka rute baru untuk laki-laki dan perempuan muda untuk berkomunikasi secara pribadi. Beberapa dari mereka bahkan menemukan cinta, sesuatu yang mungkin tabu di negara di mana sebagian besar perkawinan diatur dengan ketat, bahkan di kalangan yang paling liberal sekalipun.

Ledakan baru penggunaan internet telah membuka sebuah batasan baru. Kini banyak kaum muda Afghanistan yang menggunakan aplikasi modern seperti instant messaging untuk mendekati satu sama lain, atau mengatur kencan.

"Awalnya, media sosial yang digunakan untuk berkomunikasi dan mengatur pernikahan. Baik anak laki-laki dan perempuan mencari pernikahan," kata staf pengajar di bidang teknologi informasi di sebuah universitas di Kabul. Seperti warga Afghanistan lainnya yang diwawancarai untuk laporan ini, ia meminta namanya untuk dirahasiakan. Ia menambahkan, situs media sosial seperti Facebook menawarkan kesempatan langka untuk pasangan untuk mengenal satu sama lain sebelum menikah.

"Orang-orang lebih suka menggunakan Facebook atau Gmail untuk chatting, karena tidak mudah untuk berbicara langsung," terangnya.

Menurut Aliansi Komunikasi Teknologi Informasi Nasional Afghanistan (NICTAA), setengah juta orang Afghanistan kini memiliki akun Facebook. Dan jumlah ini terus meningkat berkat penyebaran jaringan 3G pada tahun 2012.

"Media sosial dapat memberikan mereka platform untuk berbagi pandangan dan memilih seseorang yang mereka anggap bisa diajak untuk menghabiskan hidup bersama," kata Omar Mansoor Ansari, yang mengepalai NICTAA.

Tapi masalah tetap ada, yakni munculnya risiko disalah-gunakan. Beberapa pejabat mengatakan mereka didekati di media sosial untuk pekerjaan atau bahkan asmara. Seorang pejabat pemerintah mengatakan perempuan secara teratur mendekatinya melalui dunia maya, sebagian besar untuk bekerja tapi kadang-kadang mencari cinta.

"Kebanyakan perempuan mencari pekerjaan," katanya. "Beberapa dari mereka mencoba untuk mendapatkan dekat dengan saya dan mengirim saya pesan cinta tapi aku mengabaikan mereka karena saya seorang profesional," ujar pejabat yang tak mau disebutkan namanya. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI