Suara.com - Sebagai orang dewasa, tampaknya kita terus-menerus mengejar kebahagiaan, seringkali hasilnya tidak sesuai seperti yang diinginkan.
Namun justru ketika kita masih kanak-kanak, kita memiliki seni untuk bahagia. Dan untuk itu tidak perlu buku self-help atau terapi. Sebaliknya, mereka mencapai kebahagiaan itu secara naluriah, dan anehnya cara itu jauh lebih efektif ketimbang orang dewasa.
Jadi untuk Anda yang merasa tak kunjung bahagia, mungkin sudah waktunya untuk mempelajari cara bahagia yang dilakukan anak-anak.
Ekspresikan emosi
Apa yang dilakukan anak-anak saat sedih? Dia menangis. Ketika dia marah, dia akan berteriak. Ketika takut, mungkin menggabungkan keduanya! Namun ketika usia bertambah, kita belajar untuk mengendalikan dan mengelola emosi hingga mendikte perilaku kita. Tapi terlalu sering melakukan proses ini, justru akan menekan emosi terutama emosi negatif.
Apa yang perlu kita lakukan adalah menemukan cara untuk mengakui dan mengungkapkan apa yang kita rasakan dengan tepat. Lantas, seperti anak-anak jangan terlalu tenggelam dengan apa yang Anda rasakan.
Mudah senang
Bayangkan bagaimana perasaan Anda saat mendapat hadiah yang sangat Anda inginkan ketika saat kecil. Harganya mungkin tak seberapa, tapi Anda sangat gembira dan tak berhenti membicarakannya.
Sering kita percaya, pekerjaan baru, rumah yang lebih besar atau mobil yang lebih bagus akan membuat kita lebih puas. Padahal kenyataannya, kegembiraan ini tak berlangsung lama. Sebaliknya, bersyukur untuk hal-hal kecil setiap hari adalah cara yang lebih baik untuk merasa bahagia.
Meminta bantuan
Saat kecil kita tak segan meminta tolong, tanpa rasa khawatir apakah itu nyaman atau apakah dia menjadi beban. Karena yang dia tahu orang-orang di sekitarnya mencintainya dan bersedia untuk membantunya. Jika itu terjadi, mengapa kita harus membuang kebiasaan itu ketika usia bertambah.
Kita mungkin tak memerlukan pengasuhan, tapi semua orang membutuhkan bantuan sesekali, apakah itu tumpangan saat mobil rusak atau bahu untuk menangis di waktu sulit.
Sesekali bersikap konyol
Pernahkah Anda memperhatikan berapa banyak anak-anak tertawa? Jika kita orang dewasa bisa menikmati sedikit kekonyolan dan cekikikan, itu akan mengurangi hormon stres dalam tubuh, dan sebaliknya meningkatkan endorfin, meningkatkan aliran darah ke hati kita untuk merasa bahagia.
Memperhatikan
Saat kanak-kanak kita akan dengan mudah tertarik pada bentuk daun, kerikil yang terlihat seperti memiliki wajah. Dengan kata lain, mereka memperhatikan yang dalam ilmu ekonomi masuk "lima cara untuk kesejahteraan".
Mindfulness, berasal dari ajaran Budha, yakni memperhatikan apa yang terjadi dan apa yang kita rasakan, dengan penerimaan tanpa penghakiman. Anak-anak melakukan hal ini secara naluriah, tapi kita orang dewasa perlu mempelajari kembali hal itu.
Bersenang-senang
Masalah dengan menjadi dewasa adalah bahwa ada banyak hal serius yang harus ditangani. Tapi sebagai orang dewasa kita juga memiliki kemewahan untuk mengendalikan dan menjadwalkan waktu untuk menikmati hal-hal yang kita cintai.
Itu bisa bersosialisasi, olahraga apapun asalkan menyenangkan, dan tidak berdampak negatif, seperti minum terlalu banyak alkohol atau belanja tanpa batas.
Jangan terlalu berusaha untuk bahagia
Setelah semua hal di atas, penting untuk menambahkan bahwa jangan terlalu keras mencoba untuk menjadi bahagia. Karena ini bisa menjadi bumerang dan justru berdampak negatif.
Seperti kata filsuf Cina, Chuang Tzu: "Kebahagiaan adalah tidak adanya berjuang untuk kebahagiaan" Dan dalam hal itu, sekali lagi, kita perlu melihat pada contoh anak-anak kita, kepada siapa kebahagiaan bukanlah tujuan tetapi produk sampingan alami dari cara mereka hidup". (The Guardian)