Tahun ini, Fashion Karawo mengadakan empat kategori lomba untuk tiap desainer dan busana yang dibawakan oleh peserta, yaitu Busana Muslim, Gaun Pesta, Pakaian Kasual, dan Pakaian Kantoran.
Fashion Karawo, imbuh Fahmi, merupakan ajang bagi perancang muda untuk berkreasi.
"Lomba ini merupakan ajang bagi desainer muda untuk unjuk gigi dan belajar, untuk dapat tampil lebih percaya diri, serta menambah pengalaman dan memajukan sulam Karawo, agar dikenal di Nusantara maupun internasional," ujarnya.
Ia menambahkan, Festival Budaya Karawo 2016 juga menghadirkan sejumlah kegiatan lain, seperti Family Song Karawo, Festival Band, Fashion Band, Desain Karawo, dan Lomba Fotografi Karawo.
“Banyak sekali agenda kegiatan yang sudah kami siapkan, yang pastinya bernuansa Karawo,” ujar Fahmi.
Karawo sendiri merupakan kain sulam khas Gorontalo, yang dibuat dari anyaman benang. Uniknya, kain ini hanya dapat diproses dengan tangan manusia dan tak bisa dibuat dengan mesin.
Pada masa lalu, Karawo hanya menggunakan motif bunga. Namun, seiring perkembangan zaman, kini telah menggunakan motif modern, seperti logo instansi dan burung.
Di Gorontalo sendiri, sentra pembuatan Karawo ada di Kecamatan Telaga Jaya, Kabupaten Gorontalo.