Guntur menilai, Kepri sudah memiliki modal dasar yang sangat siap menyambut para yachters dunia. Ada 2.408 pulau besar dan kecil yang bisa disinggahi di Kepri. Belum lagi, panorama alam bawah laut yang mempesona, seperti Anambas, Pulau Abang, Pulau Petong, Pulau Hantu hingga Pulau Labun.
Bila ingin diving (menyelam) dan snorkeling (menikmati keindahan bawah laut), di sinilah tempatnya. Yachters bisa bebas mengeksplorasi makhluk laut berwarna-warni dan terumbu karang langka.
Guntur juga menyebut, regulasi bagi para yachters sudah dibuat sangat sederhana. Indonesia sudah menyediakan social culture visa, yang masa berlakunya 60 hari dan bisa diperpanjang 4 x 30 hari. Dengan waktu tersebut, para yachters bisa berpetualang selama enam bulan di Indonesia
Selain itu, Clearance and Approval for Indonesian Territory (CAIT), izin masuk yacht ke perairan Indonesia pun disederhanakan. Jika sebelumnya membutuhkan waktu 3 minggu pengurusan, maka kini cukup 3 jam saja. Sementara Singapura, Malaysia, dan Thailand membutuhkan waktu hanya 1 jam.
Cara mendapatkan CAIT, klik https://yachters-indonesia.id dan isi formulir yang tersedia. Saat ini malah sudah ada Peraturan Presiden (Perpres) 105/2015, yang memayungi pengurusan dokumen Custom, Immigration, Quarantine, and Port (CIQP) di 18 pelabuhan. Yacht dijamin bisa tetap tinggal di Indonesia selama tiga tahun
Ke-18 pelabuhan yang dimaksud adalah Sabang (Aceh), Belawan (Medan), Teluk Bayur (Padang), Nongsa Point Marina (Batam), Banda Bintan Telani (Bintan), Tanjung Pandan (Belitung), Sunda Kelapa dan Ancol (Jakarta), Tanjung Beno (Bali), Tenau (Kupang), serta Kumai (Kotawaringin Barat). Selain itu, Tarakan, Nunukan (Bulungan), Bitung, Ambon, Saumlaki (Maluku Barat), Tual (Maluku Tenggara), Sorong, dan Biak.
“Dua dari 18 pintu keluar masuk kapal dan perahu pesiar itu berada di Kepri, yakni Batam dan Bintan,” ujar Guntur.
Di dua wilayah tadi, Kepri punya 17 pintu masuk. Ini merupakan jumlah terbanyak di Indonesia. Kepri juga punya zero equtor (titik 0) di Lingga, yang jadi incaran yachters dan kawasan eksotik di Natuna dan Anambas.
Beberapa waktu lalu, Gubernur Kepri, Nurdin Basirun dan Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Ngurah Swajaya sudah menandatangani kerja sama untuk menjadikan Kepri sebagai pintu gerbang wisata bahari Indonesia.
“Kepulauan Riau sangat mungkin mengembangkan wisata yacht dan menjadi playground yacht dari berbagai negara. Kalau di Australia, para yachters dihantui ancaman badai dan arus laut yang kencang, Kepri justru menjadi Surga wisata bahari. Kepri punya ribuan pulau, terumbu karang, hutan mangrove, dan pulau-pulau kecil yang eksotis. Silakan datang dan buktikan sendiri di Festival Bahari Kepri dan Sail Karimata 2016,” pungkas Guntur.