Suara.com - Wisatawan domestik dari berbagai daerah di Tanah Air memadati "Festival Baduy" yang menampilkan berbagai produk kerajinan masyarakat suku terasing di pedalaman Kabupaten Lebak itu.
"Kami memperkirakan sejak dua hari terakhir ini pengunjung wisatawan yang datang ke sini mencapai 2.000 orang," kata Ketua "Festival Baduy", Sarpin di Lebak, Sabtu (5/11/2016).
Pelaksanaan "Festival Baduy" kali pertama digelar dan berlangsung 4-6 November 2016 di kawasan hak tanah ulayat masyarakat Baduy di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
Festival itu bertujuan untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Selain itu juga mempromosikan berbagai produk kerajinan masyarakat Baduy antara lain tenun, pakaian batik, golok, samping, lomar, aneka souvenir,gula aren dan madu.
"Kami berharap melalui "Festival Baduy" 2016 lebih dikenal masyarakat luas," katanya menjelaskan.
Menurut Saprin, peserta "Festival Baduy" itu semuanya masyarakat Baduy dengan membangun bale-bale atau galeri untuk menampung produk kerajinan itu.
Pembangunan bale-bale dan rumah warga Baduy sekitar 70 unit sehingga pengunjung wisata bisa membeli langsung.
"Kami ke depan agenda "Festival Baduy" menjadikan tahunan guna mempromosikan produk kerajinan Baduy," katanya.
Ia mengatakan, saat ini produk kerajinan Baduy cukup membantu pendapatan ekonomi masyarakat juga menyerap lapangan pekerjaan.
Untuk itu, pihaknya mendorong perajin masyarakat Baduy menjadikan ikon wisata Kabupaten Lebak.
Sebab, masyarakat Baduy memiliki nilai jual untuk mendatangkan wisatawan domestik hingga mancanegara.
"Kami berharap pelaksanaan festival itu dapat mendongkrak pendapatan ekonomi perajin masyarakat Baduy," katanya.
Sejumlah perajin kain tenun Baduy di kawasan masyarakat ulayat Baduy di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak mengaku dirinya menyambut positif penyelenggaraan "Festival Baduy" untuk membantu pemasaran produk kerajinan masyarakat Baduy.
Festival ini, kata dia, dirinya merasa kewalahan untuk melayani permintaan wisatawan domestik.