Selidiki kondisi internal perusahaan itu, termasuk gaji dan jenjang karier. Kalau tempat kerja yang baru lebih memprihatinkan, sama saja keluar dari mulut singa masuk ke mulut buaya.
Yang lebih baik, sudah diterima kerja di perusahaan lain sebelum resign. Jadi, nggak perlu galau menanti panggilan kerja saat sudah berstatus penganggur.
Bila memutuskan mau jadi wiraswasta, lihat dulu modalnya. Tentukan mau buka usaha apa. Ketahui syarat dan perizinannya. Intinya, langkah berikutnya memerlukan rencana.
3. Jangan-jangan emosi semata
Bukan gak mungkin keinginan untuk resign itu hanya didasari emosi sesaat. Misalnya melihat rekan kerja dapat promosi, sementara kita nggak. Padahal kita merasa kinerjanya lebih bagus.
Keputusan promosi itu ada di tangan pemegang jabatan. Yang menilai adalah mereka sebagai atasan, bukan rekan sejawat. Bila kita merasa keputusan itu nggak adil, lihat poin 1 di atas.
Segalanya akan lebih mudah jika kita mau terbuka. Bukan nggerundel di belakang dan bikin gosip saat makan siang.
Resign karena karier macet itu boleh-boleh saja, bahkan sangat disarankan. Daripada selamanya jadi staf di tempat kerja itu, mending cari kesempatan menjadi direktur di kantor lain.
Namun alasan yang mendasari keputusan itu mestilah kuat. Jika keputusan resign diambil sembarangan, siap-siap saja menerima dampak kerugiannya.
Baca juga artikel DuitPintar lainnya:
7 Nasihat Karir Buat Kamu Usia 20-an Biar Gak Menyesal di Kemudian Hari
Ngerasa Gak Kreatif Eits Cobain Nih Cara Jadi Kreatif Buat Keuangan dan Karir
Pengin Pindah Kerja Demi Karir dan Gaji Lebih Bagus Cob ke Job Fair Deh
Published by Duitpintar.com |