Menyusuri Joo Chiat Road, Kampung Peranakan nan Eklektik di Singapura

Kamis, 25 Juli 2019 | 16:18 WIB
Menyusuri Joo Chiat Road, Kampung Peranakan nan Eklektik di Singapura
Joo Chiat Road Tour, Singapura. (Suara.com/Amertiya)

Yang istimewa, sambal katong laksa ini punya cita rasa manis-asam sehingga rasa laksa akan jauh lebih nikmat jika ditambah sambal.

Joo Chiat Road Tour, Singapura (Suara.com/Amertiya)
Joo Chiat Road Tour, Singapura (Suara.com/Amertiya)

Selesai mengganjal perut dengan katong laksa, barulah kami beranjak ke Rumah Kim Choo.

Terletak bersebelahan, Rumah Kim Choo ini menjual aneka macam jajanan tradisional.

Uniknya, karena masih tercampur budaya Indonesia dan Melayu, kami dapat menemukan makanan seperti klepon, dadar gulung, lapis, serta bakcang dijual di sini.

Setelah lagi-lagi berhenti mencicip makanan, barulah kami memasuki toko suvenir yang juga merupakan bagian dari Rumah Kim Choo.

Di sinilah kami sukses dibuat terpana, lantaran toko suvenir Kim Choo tersebut benar-benar menggambarkan akulturasi antara berbagai macam budaya di kalangan peranakan.

Tak heran, pemandu wisata kami pun menyebut daerah peranakan sebagai sesuatu yang eklektik dan wajib dikunjungi saat ke Singapura. 

Bahkan, Evening Food and Cultural Tour of Joo Chiat juga direkomendasikan sebagai tur yang dapat dipesan turis lewat Agoda.

Joo Chiat Road Tour, Singapura (Suara.com/Amertiya)
Joo Chiat Road Tour, Singapura (Suara.com/Amertiya)

Jika di lantai satu kami bisa melihat aneka suvenir seperti dompet, sepatu, tatakan gelas, hingga guci yang dihiasi motif bunga peoni, anggrek, dan phoenix; rupanya ada surga tersembunyi di lantai dua toko ini.

Baca Juga: 3 Destinasi Romantis di Singapura, Quality Time Kian Greget Bareng Si Dia

Bukan toko biasa, Rumah Kim Choo adalah toko yang merangkap museum sejarah singkat peranakan.

Naik ke lantai dua, kami dibuat kagum oleh berbagai macam sulaman yang dibuat dari manik-manik super kecil.

Konon, orang peranakan memang memiliki budaya patriarki sehingga wanita baru akan diterima jika kemampuan menyulam dan menjahitnya sudah terbukti.

Tak hanya sulaman, ada pula foto-foto hitam putih yang menggambarkan kehidupan orang peranakan di zaman dulu.

Joo Chiat Road Tour, Singapura (Suara.com/Amertiya)
Joo Chiat Road Tour, Singapura (Suara.com/Amertiya)

Namun, yang lebih menarik lagi, adalah semua peralatan rumah tangga dan furnitur yang terpajang.

Seperti disebutkan sebelumnya, peranakan benar-benar menggabungkan gaya arsitektur Eropa, China, dan Melayu serta pengaruh agama Budha, Taoism, dan Kristen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI