Sebelum menceburkan anak mereka ke kotoran sapi, para ibu akan memanjatkan doa.
Para orangtua kemudian menceburkan anak-anak mereka ke kotoran sapi yang telah dihias bunga-bunga pemujaan berwarna jingga.
Anak-anak yang diceburkan biasanya berusia minimal satu tahun. Namun tak jarang pula dari mereka yang menceburkan bayi kecil yang belum genap setahun.
Anak-anak itu diceburkan berkali-kali dan tak diperkenankan menggunakan alas kaki hingga tubuh mereka terbalur begitu banyak kotoran. Betapapun anak-anak tersebut menangis dan meronta.

Mayarakat setempat meyakini kotoran sapi dapat membuat anak mereka menjadi lebih sehat, bugar dan memiliki garis keberuntungan yang baik.
Namun betapapun dipercaya selama berabad-abad dapat memberikan kontribusi yang baik bagi anak, Dr. Mangilal Rathore, dokter umum dari Pooja Hospital di Desa Betul menyebut tradisi ini pada dasarnya tidak baik untuk kesehatan anak.
"Saya tidak mengkritik tradisi ini namun di saat yang bersamaan, saya tidak dapat membenarkan praktiknya. Sebab menceburkan anak-anak ke kotoran sapi dapat sangat berbahaya bagi kesehatan mereka," ujar Dr. Mangilal Rathore seperti dikutip Suara.com dari Mirror.
Menurut Rathore, kotoran sapi sangat berbahaya untuk kesehatan kulit anak, terutama bagi mereka yang memiliki luka menganga.
"Bakteri yang terkandung dalam kotoran sapi dapat membahayakan kulit anak yang sensitif, terutama bagi mereka yang memiliki luka yang terbuka," tegas Dr. Mangilal Rathore.
Bagi masyarakat Hindu, sapi merupakan hewan yang disucikan. Bahkan para pemimpin agama Hindu di India meyakini kotoran dan urin sapi dapat mengobati beragam penyakit.
Ritual diinjak sapi
Rombongan sapi dengan beragam hiasan menginjak-injak sekelompok pria di India.
Hal tersebut bukan sebuah kecelakaan, melainkan ritual yang sengaja diadakan.
Para peserta ritual meyakini sapi sebagai hewan suci dan setiap injakannya akan membawa keberuntungan.
Ritual diinjak sapi ini sekaligus menandakan berakhirnya festival cahaya, Diwali dan bermulanya perayaan Ekadashi.