Jerman menyumbang lebih dari 11,39 persen atau hampir 2,67 juta pengunjung, diikuti oleh Bulgaria dengan 8,33 persen, Georgia dengan 6,39 persen, Rusia dengan 6,12 persen, dan Ukraina dengan 4,87 persen.
Tingkat hunian hotel di seluruh Turki turun menjadi 33 persen pada Januari-Juli, turun 49,3 persen dari periode yang sama tahun lalu, ungkap Asosiasi Hotel Turki (TUROB).
Pada Juli, negara itu menyambut 932.927 pengunjung asing, turun dari 6,6 juta pada Juli 2019, tetapi naik dari 214.768 di bulan sebelumnya.
Tahun lalu, lebih dari 45 juta orang asing memasuki Turki, naik dari hampir 39,5 juta pada 2018.
Dalam wawancara langsung dengan saluran swasta NTV, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Mehmet Nuri Ersoy mengatakan negara itu dapat dikunjungi 15 juta atau lebih wisatawan pada akhir 2020 jika lalu lintas udara tidak terganggu di tengah pandemi virus korona.
"Kami mungkin menerima lebih dari USD11 miliar pendapatan pariwisata tahun ini," kata Ersoy.
Mengungkapkan sejauh ini Turki telah menerima 6,5 juta turis baik internasional maupun domestik, Ersoy mengatakan angka itu termasuk 1,2 juta warga Turki yang tinggal di luar negeri.
"Musim panas, yang dimulai akhir tahun ini, tampaknya akan berakhir akhir tahun ini," ucap dia.
Dia juga menggarisbawahi bahwa masyarakat cenderung lebih memilih negara sendiri untuk liburan karena pandemi.
Baca Juga: Pariwisata Bali Mulai Pulih, Objek Wisata Dipadati Turis Domestik
"Kami memutuskan untuk lebih meningkatkan Program Sertifikasi Pariwisata Aman kami yang bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan," kata Eresin.