Pelaku gaslighting akan menyebarkan gosip tentang kamu kepada orang lain. Mereka mungkin berpura-pura mengkhawatirkan dirimu sambil secara halus mengatakan emosi kamu tidak stabil atau “gila” kepada orang lain. Cara ini bisa membuat banyak pihak berpihak pada gaslighter tanpa mengetahui cerita sebenarnya.
3. Meremehkan Pikiran dan Perasaan Kamu
Meremehkan emosi mungkin jadi cara gaslighter menguasai dirimu. Mereka mungkin akan mengatakan “tenang”, “kamu terlalu berlebihan” atau “kenapa kamu terlalu sensitif?”. Pernyataan di atas justru kebalikan karena bisa mengabaikan perasaan dan pikiran kamu serta menunjukkan bahwa tindakan kamu salah.
4. Menyangkal Kesalahan
Pelaku gaslighting akan menyangkal mereka melakukan keselahan. Mereka melakukan hal ini untuk menghindari tanggung jawab atas pilihan buruk mereka. Penyangkala atau denial dapat membuat korbanya merasa tak dianggap, tidak didengar, dan seolah-olah mereka tak pentig. Cara ini bisa membuat korban sangat sulit move on atau sembuh dari upaya intimidasi.
5. Menggunakan Kata Welas Asih sebagai Senjata
Terkadang saat ditanyai, gaslighter akan menggunakan kata-kata yang baik dan penuh kasih untuk mendinginkan situasi. Mungkin seperti “kamu tahu berapa aku menyayangimu. Aku tidak pernah menyakitimu dengan sengaja.”
Kata-kata yang terus diulang ini terlihat manis dan ingin kamu dengar. Dengan begitu, kamu akan sulit melepaskan mereka dan itulah tujuan mereka sebenarnya.
Jika kamu mengidentifikasi salah satu tanda-tanda gaslighting di atas, penting kamu untuk mencari bantuan profesional. Kuncinya hargai dirimu sendiri dan tetap pelihara kesehatan mental dari para toxic people dalam hubungan romantis dan lainnya.
Baca Juga: Soal Jaksa Intimidasi Jurnalis Berdamai, Suara.com: Klaim Sepihak
Kontributor : Yulia Kartika Dewi