Cerita Pelaku UMKM Perempuan Bertahan di Tengah Situasi Pandemi, Apa Rahasianya?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 27 April 2022 | 12:48 WIB
Cerita Pelaku UMKM Perempuan Bertahan di Tengah Situasi Pandemi, Apa Rahasianya?
Pelaku UMKM.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peran perempuan dalam menyokong kegiatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKMKM) di Indonesia cukup vital. Banyak perempuan - perempuan tangguh yang berhasil mengembangkan usahanya, terlebih di saat pandemi Covid-19 yang sempat memukul seluruh sektor.

Salah satunya Tatik, pemilik usaha kuliner makanan ringan binaan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (IKPP) Perawang Provinsi Riau. Ia mengatakan bahwa dirinya mengalami kenaikan omset hingga dua kali lipat. 

Hal itu terjadi setelah ia program Inkubasi Bisnis bekerja sama dengan Yayasan Doktor Sjahrir dan Womenpreneur Community dari APP Sinar Mas

“Saya benar-benar menikmati berkah Ramadhan kali ini, pesanan sampai 300 kilogram untuk beragam jenis kripik,” ujar Tatik dalam acara Webinar Pengembangan Bisnis UMKM, dalam keterangannya, Selasa, (27/4/20221). 

Ia mengisahkan awalnya hanya menjalankan usaha secara sederhana pada 2021, bahkan usaha tersebut nyaris gulung tikar lantaran adanya pandemi Covid-19.

Pelaku UMKM.
Pelaku UMKM.

Namun setelah mengikuti program inkubasi bisnis selama dua bulan serta mendapatkan pendampingan dari para mentor membuat usahanya menjadi berkembang pesat.

Apalagi, sejak ia mendapatkan tambahan modal sebagai  penghargaan atas terpilihnya menjadi menjadi salah satu dari lima UMKM terbaik untuk program tersebut. Tatik pun kini terus berkreasi dalam produk-produknya, tak hanya kripik singkong, kripik udang dan stik kentang yang kesemuanya sudah masuk ke toko oleh-oleh Pekan Baru, tapi dia juga membuat "stik kawin" (perpaduan antara sawi dan keju)

Senada dengan Tatik, Lailatul, pelaku UMKM asal Mojokerto binaan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk juga mampu memperluas pasar menjadi salah satu oleh-oleh pilihan asal daerah setempat melalui produk kripik singkong.

“Awalnya saya sama sekali tidak tahu cara berbisnis, apalagi stateginya. Namun sejak ikut program inkubasi, akhirnya usaha berkembang dan kini saya punya distributor sendiri,” tutur Lailatul.

Produknya kini dibranding menjadi makanan kekinian “Isokaya” yang menawarkan keunikan berupa kripik singkong rasa kentang. Bahkan, sejumlah pejabat asal Sidoarjo, turut memesan produk tersebut untuk dijadikan oleh-oleh, ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI