Ia pun menyatakan keunikan program ini selaras dengan pengalaman pribadi.
“Ketika lulus dari jurusan teknik informatika beberapa tahun silam, saya merasa ada gap dari apa yang diajarkan di bangku kuliah dengan yang saya hadapi saat terjun ke industri," ungkap Iqbal.
Selain kompetensi teknis, cara berpikir yang baru dan kritis, serta kemampuan menyelesaikan masalah, kata dia, sangat diperlukan. "Ini didapat Si GIGIH dari proses belajar yang menggunakan metode socratic dan flipped learning,” imbuhnya.
Generasi GIGIH 2.0 turut meningkatkan inklusi dalam pendidikan teknologi, sebagaimana ditunjukkan dengan proporsi jumlah peserta perempuan yang meningkat menjadi 38%, dan meningkatkan total jumlah peserta sebesar 40% dibandingkan 2021, karena membuka kesempatan lebih besar untuk mahasiswa atau lulusan program kejuruan dan universitas yang berlatar belakang pendidikan nonteknologi.
Gendis Yuanisa, salah satu Si GIGIH yang juga seorang mahasiswi jurusan bisnis internasional di Universitas Padjadjaran menceritakan pengalaman berharga yang ia dapat di sepanjang program.
“Meskipun tantangan yang saya hadapi lebih berat karena harus terlebih dahulu mempelajari dasar-dasar IT, namun paket pembelajaran yang diberikan mulai dari self-learning sampai belajar dalam kelas virtual, ditambah bimbingan dari para mentor hebat membuat saya bisa melalui prosesnya," ungkapnya.
Yang luar biasa dari program ini, tambah Gendis, setelah proses belajar 3 bulan, ditantang mempraktikkan ilmu ke dalam capstone project.
"Di sini kami melahirkan solusi inovatif untuk menyelesaikan permasalahan sosial dan lingkungan di Indonesia. Sekarang saya sudah menjadi Gendis yang baru, dengan framework pemikiran berbeda, bahkan saya jadi lebih berani berpendapat berkat kepercayaan diri yang meningkat,” tambah Gendis.
Generasi GIGIH 2.0 yang merupakan bagian dari program Kampus Merdeka Studi Independen, telah memberikan 900 jam waktu belajar kepada setiap Si GIGIH berkat dukungan GoAcademy, Tokopedia Academy, Cakap, Kalibrr, Progate, Skilvul, dan Replit.
Setiap pakar teknologi yang tergabung menjadi Kontributor GIGIH telah membimbing selama 225 jam, dan setiap bisnis yang berperan sebagai Mitra Industri Generasi GIGIH telah membagikan ilmu dan pengalaman selama 240 jam.