Ia mengemukakan bahwa tidak mudah menyelenggarakan perhelatan seni budaya sebagaimana Festival Lima Gunung, yang tidak mengandalkan bantuan dana dari pemerintah dan sponsor dari pengusaha atau kalangan elite.
"Ini tidak mudah memang, memberikan motivasi di mana teman-teman di sini bisa mempunyai kesadaran, motivasi," katanya.
Mereka yang bekerja untuk menyukseskan festival itu, Memet menuturkan, mengerjakan berbagai hal dengan kesadaran dan tanpa pamrih sehingga merasakan kebersamaan dalam hajatan seni budaya tersebut.
Ia juga mengemukakan bahwa Festival Lima Gunung XXI/2022 akan lebih bermakna karena dua tahun sebelumnya ada pembatasan kegiatan masyarakat akibat pandemi COVID-19.
Selama pandemi, Komunitas Lima Gunung tetap melaksanakan festival, tetapi dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan penyakit tersebut.
"Mungkin (FLG tahun ini) akan lebih bermakna, terutama pada masyarakat di mana selama ini kita selalu dibatasi," ucap Memet.
"(Setelah penularan COVID-19 reda) ada kerinduan untuk hadir pada sebuah peristiwa besar. Festival ini sebuah peristiwa yang sangat langka dan langgeng," pungkasnya. [ANTARA]