“Promosi secara online tidak mematikan pemasaran secara konvensional, tetapi justru saling menguatkan. Seperti halnya Google My Business, Google My Business membuat objek wisata semakin terkenal dan mudah diakses oleh calon wisatawan,” Jelasnya.
Namun perlu diingat, mudahnya akses internet kata Kepala Dinas Kemkominfo dan Persandian Maluku Utara, Iksan Arsyad harus diimbangi dengan pengetahuan literasi digital yang mumpuni.
Menurut dia, banyak pengguna internet masih belum memiliki kemampuan memahami dan mengelola informasi dengan baik.
“Pengguna internet, hanya mampu menerima. Alhasil, masih banyak yang terpapar oleh informasi tidak benar alias hoax. Kondisi itulah yang menjadi perhatian khusus Kemenkominfo untuk menggencarkan workshop literasi digital ke masyarakat,” ujar Iksan.
Hal tersebut diamini oleh kreator konten Maluku Utara, Eko Cahyono.

Kreatif Dalam Membuat Konten Wisata
Selain memiliki kemampuan memahami dan mengelola informasi dengan baik dalam berinternat, Eko Cahyono juga memberi saran agar pengguna internet yang ingin membuat konten wisata selalu berinovasi dan kreatif, sehingga karya-karyanya yang diunggah di dunia digital akan selalu disukai warganet
“Tren pembuatan konten kini bahkan bisa menjadi peluang baru di era teknologi digital untuk menghasilkan pundi-pundi rezeki. Walaupun terlihat menjanjikan, tidak sembarang orang bisa menjadi kreator konten yang berhasil, dibutuhkan strategi dan perencanaan yang tepat agar disukai khalayak,” tuturnya.
Hal senada dikemukakan pula oleh M. Farid Egal, YouTuber dari Maluku Utara. Ia mengatakan bahwa dengan strategi dan perencanaan yang tepat, maka seorang kreator konten dapat mengemas secara kreatif kearifan lokal Malut yang memiliki karakteristik yang unik.
“Ada banyak cara untuk melestarikan budaya lokal dengan menjadikannya sebagai film dokumenter misalanya agar tetap dikenang,” jelasnya.
Fikri Ilyas, Kreator Konten TikTok asal Maluku Utara juga memberikan tips membuat konten kreatif berbasis budaya lokal, sebagai berikut: