Banyak Perempuan Muda Ingin Punya Sugar Daddy Seperti Arief Dirgantara, Padahal 'Sugar Dating' Punya Sisi Gelap!

Dinda Rachmawati Suara.Com
Jum'at, 23 Desember 2022 | 19:04 WIB
Banyak Perempuan Muda Ingin Punya Sugar Daddy Seperti Arief Dirgantara, Padahal 'Sugar Dating' Punya Sisi Gelap!
Michelle Ziudith dan Lukman Sardi di series Kupu Malam. [WeTV]

Stebbins menganggap masalah dengan sugar dating adalah bahwa mereka tidak membiarkan perasaan berkembang secara alami, melainkan seputar janji uang. Ini dapat mempengaruhi moral dan pandangan diri, dan menyebabkan konsekuensi negatif lainnya.

Meski kencan transaksional ini diagungkan di banyak situs yang mempromosikan praktik tersebut, dengan foto-foto perempuan muda yang cantik, seksi dan menggoda. Namun kenyataannya seringkali jauh berbeda. Dan jauh lebih gelap.

Dilansir Creamreads, terkadang, di balik profil sugar daddy yang menggiurkan, ada seorang penipu. Atau seorang psikopat. Dilaporkan, seorang sugar baby Mackenzie Lueck, harus membayar harga tertinggi ketika dia dibunuh secara tragis di Salt Lake City, diduga oleh seorang lelaki yang dia temui melalui aplikasi kencan. 

Adapula seorang perempuan muda yang mengatakan bahwa dia diculik dan diperkosa oleh sugar daddynya. Ditekan untuk menggunakan narkoba atau terlibat dalam situasi seksual di luar zona nyaman mereka adalah keluhan umum di kalangan perempuam muda yang terlibat dalam kencan yang menghasilkan uang.

Pada Oktober 2018, New York Times memprofilkan seorang perempuan muda bernama Chandler Fowles yang telah ditipu oleh calon sugar daddy. Lelaki ini memberitahunya bahwa dia adalah seorang bankir investasi. Dia meyakinkannya untuk membayar kamar hotel untuk pertemuan mereka dan membujuknya untuk mengundang seorang teman untuk bertiga.

Atas desakannya, mereka menata rambut mereka secara profesional (dia jelas akan membayar mereka kembali) dan mengenakan riasan tebal dan pakaian seksi. Ketika dia mendapatkan apa yang diinginkannya, dia setuju untuk mengganti uang Chandler untuk kamar, salon, dan membayar mereka berdua untuk berhubungan seks.

Lelaki itu menunjukkan kepada mereka cara bagaimana melakukan pembayaran dari aplikasi PayPal dan menunjukkan penerimaan permintaan tersebut. Baru setelah lelaki itu pergi, mereka menyadari permintaan pembayaran mereka telah diabaikan.

Dengan cara yang rumit dan berisiko, mereka menemukan identitas lelaki itu, ternyata dia bukan seorang bankir investasi tetapi seorang mahasiswa di N.Y.U. Saat artikel itu dimuat, lebih banyak perempuan yang maju untuk mengatakan bahwa mereka telah ditipu oleh pria yang sama.

Situs sugar dating online menciptakan lingkungan yang sempurna untuk jenis penipuan ini. Banyak lelaki dengan motif tersembunyi menampilkan diri mereka sebagai seksi, menawan, dan murah hati ke pasar perempuan muda yang naif dan terkadang putus asa. 

Baca Juga: Kian Pelik! Nasib Hubungan Laura, Raffi & Arif Dirgantara, Shanti Terang-terangan: Kupu-kupu Malam Episode 6C-7A

Gadis-gadis ini tidak memiliki pengalaman hidup atau kedewasaan emosional untuk melihat tanda bahaya. Dan ketika laki-laki membayar perempuan untuk waktu dan tubuh mereka, mereka merasa berhak, seringkali disertai dengan kurangnya rasa hormat. 

Meski banyak, sugar daddy seperti Arief Dirgantara yang bersungguh-sungguh dengan apa yang mereka katakan, dan murni hanya ingin ditemani oleh seorang perempuam muda yang cantik dan bersedia membayarnya, tapi ingatlah persentase 'serigala berbulu domba' tetap tinggi di dunia ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI