“Ini masalahnya bukan gak nafkahin, tapi KDRT-nya woii bu, bela aja terus dulu mantan istri juga udah bilang kecewa sama mantan mertuanya,” komentar salah seorang warganet.
“Kan udah dibilang bukan masalah materi mama, kan KDRT masalahnya,” tulis warganet di kolom komentar.
“Venna nerima aja bu, buktinya dia masih bertahan sampe KDRT terjadi. Cuma maaf-maaf ya bu anak ibunya yang gak tau diri,” komentar akun lainnya.
“Terima apa adanya itu mungkin dari ekonomi bun, yang penting setia, bukan dengan KDRT-nya,” sahut warganet lainnya.
“Udah gak ada kerjaan tetap diterima apa adanya eh malah KDRT. Anaknya gak tau diri namanya itu ibu,” tulis warganet lain.
Terkait masalah ekonomi sendiri memang menjadi hal yang sering dikaitkan KDRT. Melansir Warwick, dalam sebuah penelitian, ditemukan kalau pengangguran akan sangat berpengaruh pada kekerasan. Bahkan, angka kekerasan ini naik 30 persen melihat dari jumlah pengangguran yang juga meningkat.
Sementara itu jenis kelamin juga memengaruhi kasus KDRT yang terjadi. Dikatakan, laki-laki yang kehilangan pekerjaan atau pengangguran, cenderung jadi pelaku kDRT. Hal ini karena dorongan amarah dalam dirinya yang membuat ia melakukan KDRT kepada istrinya sendiri.
Pada wanita, hal itu berbanding terbalik. Pasalnya, wanita yang kehilangan pekerjaan atau pengangguran, cenderung jadi korban KDRT. Hal ini karena mereka tidak memiliki kuasa dalam ekonomi rumah tangga. Kondisi tersebut juga yang sebabkan banyak wanita lebih memilih diam saat mengalami KDRT.
Mereka yang hilang pekerjaan ini biasanya akan menyebabkan kondisi yang buruk. Namun, jika kondisi pengangguran tersebut masih dapat penghasilan, itu memiliki kemungkinan akan mencegah adanya KDRT. Untuk itu, penghasilan dan pekerjaan akan sangat berpengaruh pada keharmonisan rumah tangga.
Baca Juga: Ibu Ferry Irawan Bongkar Borok Venna Melinda, Oh Ternyata