
Setelah pulih selama tiga hari dan mendapatkan kembali kekuatan fisik dan mental, empat pendaki Indonesia ini melanjutkan misi mereka ke puncak ketiga, Gunung Eiger, yang berada pada ketinggian 3.967 Mdpl. Menurut Iwan, Gunung Eiger termasuk dalam kategori pendakian teknis yang paling sulit di dunia, dan ini juga menjadi inspirasi bagi nama merek perlengkapan luar ruang asal Bandung, EIGER Adventure.
"Kami mencoba jalur pertama ke puncak Eiger melalui Heckmair, tetapi pijakan es di atas dinding Eiger terus runtuh karena cuaca panas. Akhirnya, kami mengubah jalur melalui West Flank. Meskipun salju mencair akibat suhu panas di jalur West Flank, jalurnya tidak seberbahaya seperti jalur Heckmair," cerita Iwan.
Mereka harus menghadapi tantangan berat, memanjat batu cadas tajam, meraih es, dan mendaki lereng vertikal dengan teknik tinggi keselamatan. Empat pendaki Indonesia ini menggunakan peralatan teknis yang membutuhkan jam terbang tinggi dalam pendakian berbahaya ini.
Hasilnya, dua pendaki, yaitu Iwan 'Kwecheng' Irawan dan Nurhuda, berhasil mencapai puncak Gunung Eiger, sementara dua lainnya terpaksa harus menghentikan pendakian di tengah jalur karena alasan medis. Miftakhudin mengalami cedera lutut bengkak dan tumit lecet.
Pada tanggal 6 September 2023, Merah Putih berkibar di puncak Gunung Eiger dengan bangga. Setelah mencapai puncak, mereka menghabiskan satu malam untuk pemulihan dan mendirikan bivak menggantung di lereng curam Gunung Eiger. Setelah anggota tim yang cidera pulih, empat pendaki Indonesia ini berhasil turun ke kaki Pegunungan Alpen pada tanggal 7 September pukul 14.00 WIB.
Meskipun mereka telah berhasil mencapai puncak Eiger, ekspedisi ini belum berakhir, dan masih ada beberapa percobaan lagi untuk menyelesaikan misi Alpine Trilogy mereka. Mereka memohon doa dan dukungan agar selalu diberikan perlindungan, keselamatan, dan kesehatan selama petualangan mereka di Pegunungan Alpen dan saat kembali ke Indonesia.