"Memang ada yang beranggapan itu tokoh berbeda, tapi sebenarnya dari sisi namanya itu kita harus menganggap kalau itu sama. Karena Isa Almasih nama dalam bahasa Arab. Kalau Yesus Kristus nama dalam bahasa Yunani. Sedangkan Yesus dalam bahasa Yunani setara dengan bahasa Ibrani ialah Yesua, Yehasua itu sama. Jadi jangan heran bila zaman itu orang bisa punya padanan nama dalam berbagai bahasa tergantung dari artinya," jelas pendeta Esra, dikutip dari video pada kanal YouTube pribadinya.
Dalam ajaran Nasrani, nama Yesus diartikan sebagai juru selamat, lanjutnya. Arti itu juga berlaku untuk Yesua, Yosua, maupun Yasua. Perbedaan nama-nama itu besar dipengaruhi oleh bahasa dan cara penyebutan.
Pendeta Esra menjelaskan, bahasa Ibrani untuk Alkitab dengan bahasa arab pada Al Quran memang masih terkait karena masuk dalam satu rumpun bahasa semitik yang digunakan di daerah Timur Tengah.
"Jadi itu Isa atau Yesus atau Yesua, Yosua itu sama. Sedangkan Kristus itu nama jabatan, bukan nama diri. Kristos dalam bahasa Yunani itu berasal dari bahasa Ibrani," imbuhnya.
Diakui oleh pendeta Esra bahwa ada sejumlah pandangan yang mengatakan kalau Yesus dengan Isa Almasih ialah sosok yang berbeda. Hal itu karena nama Isa cenderung merujuk pada kisah Nabi Isa yang dikisahkan dalam Al Quran sebagai Nabi bukan Tuhan.
"Yang jadi masalah karena kisah Isa Almasih di dalam Alquran berbeda dengan cerita tentang Yesus Kristus di dalam Alkitab, itu jadi dasar untuk menyatakan Isa Almasih dan Yesus Kristus itu pribadi yang beda. Menurut saya tidak berbeda, tapi cara menggambarkannya yang beda. Mana yang benar, mana yang salah? Ya, yang orisinil, yang awal lah yang benar," kata pendeta Esra.