Motif parang sendiri disebut-sebut sudah ada sejak zaman keraton Mataram Kartasura (Solo). Bentuknya seperti lereng gunung yang digambarkan menurun dari tinggi ke rendah. Motifnya tidak terputus sehingga menunjukkan kesinambungan.
Lalu, lereng berbentuk huruf S pada motif itu diketahui terinspirasi dari ombak di laut. Hal ini pun kerap disamakan dengan kobaran semangat yang tidak padam. Kemudian, ada makna lainnya, seperti perjuangan, jalinan keluarga, dan kesejahteraan.
Dalam konteks pertemuan Jokowi dengan tiga bacapres, ada makna batik motif parang yang diperluas. Di mana melambangkan agar salah satu dari mereka bisa melanjutkan perjuangan, penghormatan, cita-cita, dan kesetiaan pada nilai-nilai yang ada di Indonesia.
Tanggapan Warganet
Cuitan itu menuai banyak respon dari warganet. Tak sedikit dari mereka mengaku heran karena membandingkan batik tiga bacapres yang disebut lebih mewah. Menurut mereka, wajar jika ketiganya ingin berpenampilan yang baik untuk bertemu sang presiden.
"Perkara batik doang. Buset dah. Gada yg lebih penting," tulis seorang warganet.
"Iya para capres pakai pakaian terbaik pas ketemu presiden, itu tanda beretika," tulis yang lainnya.
"Aing juga kalo ketemu sama presiden bakal pake pakaian yang sesuai. Ketemu presiden cuy. Kalo pake batik pas SMA kan ga lucu," komentar warganet.
"Setauku kalau motif batik yg nyambung gitu (di bagian garis bahu ke lengan) harganya lebih mahal dibanding yg putus," komentar warganet lain.
Baca Juga: Kalau Bertujuan Dinginkan Suasana Gaduh, PDIP Sebut Jokowi Gak Cukup Hanya Ajak 3 Capres Makan Siang
Kontributor : Xandra Junia Indriasti