Asal Usul Pengungsi Rohingnya: Ditolak Warga Aceh Tapi Tetap Diberi Bantuan, Meski Kemudian Dibuang

Farah Nabilla Suara.Com
Sabtu, 18 November 2023 | 20:20 WIB
Asal Usul Pengungsi Rohingnya: Ditolak Warga Aceh Tapi Tetap Diberi Bantuan, Meski Kemudian Dibuang
Warga berunjuk rasa menolak keberadaan imigran Rohingya di gedung eks Kantor Imigrasi Lhokseumawe, Aceh, Kamis (8/12/2022). Antara/Dedy Syahputra
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Adanya etnis Rohingya tidak diakui semenjak kemerdekaan Burma pada 1948. Negara yang lalu berganti menjadi Myanmar pada 1989 ini juga menolak klaim historis Rohingya. Etnis Rohingya tidak diakui sebagai bagian dari 135 kelompok etnis resmi negara tersebut.

Oleh karenanya, status kewarganegaraan etnis Rohingya mengambang. Mereka dianggap imigran ilegal dari Bangladesh kendari telah berabad-abad mendiami Rakhine di Myanmar.

Alasan Etnis Rohingya Mengungsi Ke Negara Lain

Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas muslim yang mendapatkan diskriminasi dari negaranya. Kelompok penganut Budha juga turut melakukan diskriminasi sehingga mudah sekali terjadi konflik agama. Pemerintah Myanmar sendiri tidak mengakui etnis ini bagian dari sebagai bagian dari sejarah negara.

Pemerintah Myanmar dikenal cukup lama memberikan kebijakan diskriminatif untuk umat Muslim, terlebih etnis Rohingya. Berdasarkan catatan dari Council of Foreign Relations, sejak akhir 1970-an pemerintah setempat memaksa ratusan ribu muslim Rohingya untuk meninggalkan rumah mereka.

Etnis Rohingya mau tidak mau harus meninggalkan kediamannya agar bisa bertahan. Kemudian, mereka mengungsi ke berbagai wilayah sampai lintas negara. Pengungsian jalur darat membawa mereka ke Bangladesh dan saat menggunakan jalur laut akan menuju Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

Kekerasan pada etnis Rohingya di Myanmar paling parah terjadi pada 2017. Saat itu warga etnis Rohingya diperlakukan sadis dengan adanya pemerkosaan, pembunuhan sampai dengan pembakaran. Situasi yang tidak aman tersebut memicu eksodus besar-besaran warga Rohingya sampai lebih dari 700 ribu orang mengungsi.

Namun di sisi lain, pasukan keamanan Myanmar juga terkesan membiarkan keadaan. Tak sedikit warga Rohingya menghadapi sikap represif petugas. Pemerintah Myanmar mengklaim peristiwa tersebut sebagai bentuk kampanye militer untuk mengembalikan stabilitas wilayah barat negaranya.

PBB melihat cara-cara jahat dilakukan pemerintah pada etnis Rohingya mengarah pada dugaan genosida. Namun, pemerintah Myanmar membantah pernyataan tersebut.

Baca Juga: Asal Usul Sendok Simbol Perlawanan Palestina Selain Semangka

Sebagian besar dari warga etnis Rohingya sampai saat ini masih ditemukan mengungsi ke negara lain. Salah satu tujuan pengungsiannya adalah Indonesia, meskipun akhir-akhir ini ada penolakan warga karena permasalahan ketidakpatuhan pengungsi pada norma-norma di wilayah setempat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI