Menurut International Energy Agency (IEA), volume emisi CO2 akibat pembakaran bahan bakar fosil mencapai 56% dari total semua emisi global.
Persentase ini berasal dari sekitar 7500 instalasi besar peng-emisi CO2 (large stationary point sources) yang mengemisikan lebih dari 1000.000 ton CO2 setiap tahunnya.
Kajian IEA lebih lanjut menyimpulkan bahwa dari jumlah tersebut, pembangkit listrik batubara (PLTU) merupakan sumber emisi utama yang mencapai lebih dari 60%. Selanjutnya PLTG yang mencapai 11% dan PLTD 7%. Sementara itu, industri lain menyumbang sekitar 3-7%.
Dengan demikian, untuk dapat mengurangi emisi CO2 dalam jumlah besar adalah logis jika dilakukan pengendalian (penangkapan CO2) yang dihasilkan dalam gas buang dari pembangkit listrik.
Seberapa Penting Carbon Capture Storage?
Melansir laman National Grid, Carbon Capture Storage (CSS) atau penangkapan dan penyimpanan karbon adalah salah satu cara mengurangi emisi karbon, yang dapat menjadi kunci untuk membantu mengatasi pemanasan global. Prosesnya terdiri dari tiga langkah, yang meliputi: menangkap karbon dioksida yang dihasilkan oleh pembangkit listrik atau aktivitas industri, seperti pembuatan baja atau semen; mengangkutnya; dan kemudian menyimpannya jauh di bawah tanah.
CCS telah beroperasi sejak tahun 1972 di AS, di mana beberapa pabrik gas alam di Texas telah menangkap dan menyimpan lebih dari 200 juta ton CO 2 di bawah tanah.
Menurut badan industri Global CCS Institute , CCS adalah 'teknologi terbukti yang telah beroperasi dengan aman selama lebih dari 45 tahun'. Ia menambahkan bahwa semua komponen CCS adalah teknologi yang telah terbukti dan telah digunakan selama beberapa dekade dalam skala komersial.
Krisis Iklim di Indonesia
Diketahui, Juni-Agustus 2023 jadi bulan terpanas sepanjang sejarah. Puncaknya pun pada bualn Juli. Menurut BMKG, situasi ini merupakan dampak dari perubahan iklim.
Baca Juga: Performa Gibran di Debat Cawapres On Fire, TKN: Berani, Lugas dan To The Point!
Selain itu, perubahan iklim turut memicu kekeringan, kebakaran hutan, naiknya permukaan air laut, bahkan perubahan curah hujan.