Rekam Jejak Pendidikan Sultan HB X, Benar Pose Tiga Jari Saat Temui Kaesang?

Ruth Meliana Suara.Com
Selasa, 16 Januari 2024 | 15:53 WIB
Rekam Jejak Pendidikan Sultan HB X, Benar Pose Tiga Jari Saat Temui Kaesang?
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X menyampaikan tanggapan pemindahan makam Pangeran Diponegoro ke Yogyakarta, Jumat (15/07/2023). [Kontributor/Putu Ayu Palupi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menjadi sorotan saat menemui Ketum PSI Kaesang Pangarep. Pasalnya, Sultan HB X dinilai melakukan pose tiga jari, sehingga diduga mendukung paslon capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Namun hal itu telah dibantah langsung oleh Koordinator Substansi Bagian Humas Biro Umum, Humas dan Protokol Sekretaris Pemda DIY, Ditya Nanaryo Aji. Ia menegaskan bahwa pose tangan Sri Sultan adalah ngapurancang.

Sebagai informasi, ngapurancang adalah posisi tangan yang menunjukkan rasa hormat terhadap lawan bicara. Selain itu, posisi ngapurancang juga menunjukkan sikap rendah hati, serta mau mendengarkan aspirasi pihak lain.

Lantas, seperti apakah profil lengkap Sultan HB X yang diisukan pose tiga jari saat temui Kaesang

Profil Sultan Hamengku Buwono X

Sri Sultan Hamengku Buwono X bertemu Capres Ganjar Pranowo di Kantor Gubernur DIY, Rabu (27/12/2023). [Dok Tim Media Ganjar-Mahfud]
Sri Sultan Hamengku Buwono X bertemu Capres Ganjar Pranowo di Kantor Gubernur DIY, Rabu (27/12/2023). [Dok Tim Media Ganjar-Mahfud]

Sultan HB X lahir dengan nama Bendara Raden Mas (BRM) Herjuno Darpito di Yogyakarta, 2 April 1946. Setelah beranjak dewasa, ia ditunjuk oleh ayahandanya sebagai Pangeran Lurah, atau yang dituakan di antara seluruh pangeran yang ada di Keraton Jogja.

Mas Jun, sapaan Sultan HB X saat muda, kemudian diberi gelar Kanjeng Gusti Pangeran Harya (KGPH) Mangkubumi.

Sebelum bertakhta sebagai Sultan Hamengku Buwono X, KGPH Mangkubumi sudah terbiasa dengan urusan di pemerintahan.

Salah satunya sering diminta untuk membantu tugas-tugas ayahandanya, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang sempat menduduki jabatan sebagai Wakil Presiden RI. Tak hanya itu, KGPH Mangkubumi juga aktif di berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan.

Baca Juga: Beda Kaesang Panco dengan Jokowi Dibanding Alam Ganjar Diskusi Industri Kreatif dengan Ganjar, Mana yang Lebih Berbobot

Pada tanggal 2 Oktober 1988, Sri Sultan Hamengku Buwono IX wafat. KGPH Mangkubumi kemudian menggantikan sang ayah menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono X.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI