Suara.com - Salah satu mimpi negara Indonesia adalah kedaulatan pangan. Namun, nyatanya hal itu masih jauh dari harapan. Lantas apa saja gagasan yang ditawarkan capres dan cawapres 2024 terkait masalah ini?
Diketahui sejauh ini ada enam dari sembilan kebutuhan pokok saja masih impor dari berbagai negara. Belum lagi, mengenai jumlah petani yang kian menurun dan lahan pertanian yang semakin menyusut.
Enam dari sembilan bahan pokok yang harus dicukupi dari impor diantaranya ada beras, susu, garam, bawang, daging, dan gula.
Diketahui, nilai impornya mencapai 84,8 miliar USD atau sekitar Rp1,322 sepanjang tahun 2012-2022.
Tentu saja krisis yang terjadi ini, mengakibatkan kerawanan pangan sebagai sebuah keniscayaan.
Ditambah lagi kala perubahan iklim dan fenomena El Nino menjadi tantangan yang nyata yang bisa menurunkan bahkan mengagalkan produksi tanaman pangan.
Perbandingan Impor Beras dari Masa ke Masa
Impor beras impor beras pada pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dianggap menjadi yang terbesar. Meskipun pemerintah selalu mengatakan berupaya mewujudkan swasembada pangan, tapi impor beras terus mengalir deras.
Secara terperinci, impor beras pada 2015 tercatat sebanyak 861.601 ton; impor beras pada 2016 mencapai 1,2 juta ton, kemudian pada 2018 impor beras tercatat sebanyak 2,3 juta ton. Sementara pada 2023 impor beras mencapai 3,06 juta ton. Teranyar, Presiden Jokowi resmi menetapkan impor 2024 sebanyak 2 juta ton. Dengan begitu, secara total impor beras para era Jokowi mencapai sekitar 9,42 juta ton.
Baca Juga: Anies Soal Debat Cawapres: Pesan Disampaikan Cak Imin Itu Daging!
Pengamat Pertanian sekaligus Ketua Komunitas Industri Beras Rakyat (Kibar), Syaiful Bahari dalam keterangan resmi pada Oktober 2023 lalu menyebut, jika dibandingkan dengan era pemerintahan Soeharto, impor beras hanya dilakukan sebanyak 6,1 juta ton.