Sembari menunggu penerimaan beasiswa ini, saya bergabung bersama organisasi Nusantara Sehat yang fokus pada penyediaan fasilitas kesehatan di daerah-daerah terpencil. Minat saya di dunia kesehatan sangatlah tinggi, terutama di bidang ilmu kedokteran.
Dengan sepenuh hati saya percaya bahwa dengan pelayanan kesehatan yang baik dan merata, maka dapat membantu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat, terutama di daerah terpencil.
Ilmu yang saya peroleh selama duduk di bangku SMA tentu tidak akan berkembang jika saya simpan sendiri atau saya tuangkan dalam tulisan. Maka dari itu saya ingin sekali mempraktekan atau mengamalkan ilmu tersebut.
Adapun salah satu langkah yang saya ambil untuk mewujudkannya yaitu dengan bergabung ke Organisasi Nusantara Sehat. Sehingga saya diberi kesempatan untuk mengamalkan ilmu yang saya miliki secara langsung. Sekaligus dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat-masyarakat di daerah.
Dalam yang berlangsung saya kerap berinteraksi dengan lawan dari daerah lain dan dari luar negeri. Tentunya saya mahir dalam bahasa Inggris, sehingga keterampilan ini bisa saya praktikkan ketika berkomunikasi dengan pasien mancanegara.
Demi mewujudkan cita-cita saya, maka saya ingin kuliah Ilmu Kedokteran di Universitas A yang berada di Negara Amerija. Apabila saya terpilih menjadi penerima beasiswa, besar harapan untuk membangun fasilitas kesehatan yang lebih baik di wilayajh Indonesia.
Demikian surat motivasi yang saya buat, saya berharap bisa kuliah dengan program beasiswa yang disediakan. Jika memang saya bisa menerima beasiswa, Bapak/Ibu dapat menghubungi saya melalui yang tercantum di CV.
Salam hangat,
Irina Tania
Baca Juga: Pendidikan Berkualitas: Kunci Menuju Generasi Emas Indonesia 2045
2. Contoh Motivation Letter 2
Yth. Panitia Pelaksana Seleksi Beasiswa Generasi Baru Indonesia (Genbi)
Perkenalkan saya Abidzar Al Ghifari, sejak kecil saya dibesarkan dari keluarga yang sederhana. Pendapatan ayah dengan pekerjaan serabut tak menentu. Sementara ibu hanyalah ibu rumah tangga biasa.
Saya memiliki dua adik yang masih sekolah di bangku SD dan SMP. Tentunya orang tua saya membutuhkan biaya yang cukup banyak untuk itu. Akan tetapi, hal ini tidak menyurutkan semangat saya untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin.
Di Surabaya, saya tidak ingin terlalu membebani orang tua dengan harus meminta uang kos tiap bulannya, jadi saya tinggal di pondok pesantren Al-Huda, yang Alhamdulillah tidak ada beban pembayaran tiap bulan atau gratis. Sebagai gantinya saya membantu mengurus ternak dan membersihkan kandang.
Saya menempuh pendidikan strata satu (S1) di IAIN Surabaya, tepatnya pada jurusan Hukum Keluarga Syariah. Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam semester 3. Setelah lulus, saya bercita-cita menjadi seorang wirausaha, yang mana saya berkeinginan memiliki sebuah usaha sendiri serta mempekerjakan orang-orang yang berpotensi dan memiliki suatu keahlian namun tidak dapat mengaplikasikan kelebihan tersebut lantaran terbatasnya lapangan kerja di era modern sekarang, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran yang ada.
Oleh sebab itu, saya tidak hanya fokus pada bidang akademik saja, melainkan aktif turut serta dalam beberapa organisasi. Baik itu organisasi internal ataupun eksternal kampus. Di internal kampus, saya aktif di Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Jundullah IAIN Surabaya dan menjabat sebagai sekretaris umum. Disini saya banyak belajar mengenai kesekretariatan dalam sebuah organisasi.