Suara.com - Penemuan fosil kerang di pegunungan sering kali menimbulkan pertanyaan: bagaimana mungkin organisme laut dapat ditemukan di ketinggian yang jauh dari laut?
Sebuah unggahan warganet X bahkan menuai perdebatan lantaran ia mengaitkannya dengan kisah Nabi Nuh yang membuat kapal di atas gunung.
"FAKTA ANEH, ditemukan kulit kerang biota laut dipegunungan tinggi. Versi 1 : Big bang. Versi 2 : Noah Flood (Alquran) Saya lebih percaya versi 2 (Al-Qur'an). Bhw banjir besar di zaman Nabi Nuh memang benar2 terjadi," demikian cuitan dari akun @/SumandoGaek.
Kontan, cuitan ini ramai menjadi kontroversi karena sebenarnya penemuan fosil di pegunungan ini bisa dijelaskan secara ilmiah.
Fenomena ini sebenarnya memberikan wawasan berharga tentang sejarah geologis Bumi dan dinamika pergerakan lempeng tektonik.
Proses Geologis di Balik Penemuan Fosil Laut di Pegunungan
Fosil kerang dan organisme laut lainnya yang ditemukan di pegunungan merupakan bukti bahwa wilayah tersebut dulunya berada di bawah permukaan laut. Seiring waktu, melalui proses geologis seperti pergerakan lempeng tektonik, dasar laut tersebut terangkat menjadi daratan atau bahkan pegunungan.
Sebagai contoh, wilayah pegunungan di tengah Papua diduga terbentuk akibat tabrakan antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Australia sekitar 15 juta tahun lalu. Tabrakan ini menyebabkan dasar laut terangkat, membentuk pegunungan yang kita kenal saat ini.
Hal serupa terjadi pada Pegunungan Himalaya, termasuk Gunung Everest. Fosil-fosil laut yang ditemukan di area tersebut menunjukkan bahwa wilayah tersebut dulunya adalah dasar laut yang terangkat akibat pergerakan lempeng tektonik.
Baca Juga: Gunung Parung Berapa MDPL? Firdaus Oiwobo Bangga Tunjukkan Lokasi Tanahnya Ribuan Hektar
Pendapat Ahli Mengenai Penemuan Fosil Laut di Pegunungan