Suara.com - Misteri sosok Stephanus Widjanarko kini akhirnya terpecahkan.
Namanya mendadak mencuat di media sosial X (sebelumnya Twitter) dan prestasinya dielu-elukan warganet.
Stephanus Widjanarko digadang-gadang sebagai satu-satunya warga negara Indonesia atau WNI yang bekerja di salah satu ajang balap bergengsi, Formula 1 atau F1.
Sosok Stephanus Widjanarko juga menuai pujian publik lantaran memilih untuk tak memamerkan pekerjaannya yang mentereng maupun gajinya yang melimpah.
"Stephanus Widjanarko. Orang Indonesia yang kerja di tim F1, tapi ndak pernah pamer kerjaan dan gaji," cuit seorang warganet yang cuitannya mendapat segudang respon dari warganet.
Stephanus sempat memberikan bocoran terkait prestasinya di dunia F1. Namun, ia memilih untuk tetap berlaku rendah hati kala membagikan informasi terkait pekerjaannya itu.
Ia kini berkarya di salah satu tim kondang F1 dari Italia, Toro Rosso.
"Di podcast mainbalap beliau terlihat sangat menutupi detail pekerjaannya, ketika menjawab pun dijawab secara general, lebih banyak menjawab bagaimana perjalanannya bisa sampe di Toro Rosso, tapi detail pekerjaannya beliau gak mau bercerita," timpal seorang warganet.
Lantas, seperti apa profil Stephanus Widjanarko selengkapnya.
Baca Juga: Lando Norris dan Oscar Piastri Siap Bersaing untuk Gelar Juara Dunia 2025
Lulusan ITB gabung F1 gegara hobi ayah
Stephanus kini menikmati puncak kariernya sebagai Aero Engineer alias teknisi aero di ajang balap Formula 1.
Setelah ditelusuri melalui laman LinkedIn, Stephanus merupakan lulusan dari salah satu kampus ternama di Indonesia yakni Institut Teknologi Bandung (ITB) mengambil jurusan Teknik Mesin.
Selama kuliah, Stephanus mengantongi segudang prestasi seperti mahasiswa terbaik Teknik Mesin ITB tahun 2004.
Stephanus juga pernah masuk ke dean's list alias penghargaan yang diberikan oleh dekan Fakultas Teknik ITB.
Ia lalu melanjutkan kuliahnya ke University of Twente yang berlokasi di Belanda dengan fokus studi Engineering Fluid Dynamics/Mechanical Engineering.
Tak berhenti di situ, Stephanus juga telah mengantongi pengalaman kerja sejak kuliah dengan magang di Chevron yang berlokasi di Balikpapan sebagai teknisi pengeboran atau drilling engineer.
Usai magang, Stephanus mendapatkan panggilan kerja ke Denmark untuk bekerja di Vestas sebagai teknisi aerodinamis.
Ia juga berkesempatan untuk bekerja di bawah naungan tim Scuderia Toro Rosso yang berkompetisi di F1. Ia dipanggil sebagai ahli aerodinamika sekaligus teknisi aerodinamika terapan.
Bertahun-tahun berkarya di F1, Stephanus telah berkali-kali mendapatkan posisi mentereng di berbagai tim selain Toro Rosso.
Beberapa tim yang pernah beruntung memiliki teknisi sehebat Stephanus yakni Scuderia AlphaTauri, Visa Cash App RB, dan Cadillac Formula 1.
Adapun di sela-sela berpindah dari satu tim ke tim lainnya, Stephanus juga sempat berkarier di Andretti Global sebagai teknisi senior.
Stephanus dalam wawancara lawasnya yang dikutip Jumat (4/4/2025) mengungkap ada cerita menarik mengapa ia memiliki kecintaan untuk terjun ke dunia F1.
Kepada wartawan, ia mengaku bahwa pada saat Stephanus kecil, ayahnya sering menonton ajang balap F1 yang ditayangkan di televisi.
Stephanus sontak punya ketertarikan yang berlebih kepada F1 saat sang ayah menyetel siarannya.
Desainnya dipakai oleh F1
Salah satu prestasi terbesar Stephanus Widjanarko adalah kala desain rancangannya dipakai oleh F1 dalam unit mobil balap yang berpacu di lapangan.
Konstruksi mobil balapnya terbilang punya nilai aerodinamika yang tinggi sehingga menjadi desain yang dipilih oleh para teknisi F1.
Mengutip laman resmi Institut Teknologi Bandung, Stephanus dipercayai untuk menciptakan konstruksi yang aerodinamis sehingga membuat mobil-mobil F1 melaju kencang dan mudah dikontrol.
Ia memulai desainnya dengan berbagai bagian dari sayap hingga moncong mobil.
Kontributor : Armand Ilham