
Di sisi lain, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jabar, Kombes Surawan mengungkap adanya indikasi kelainan perilaku seksual dari Priguna. Kondisi ini diketahui berdasarkan pemeriksaan awal.
“Dari pemeriksaan beberapa hari ini memang kecenderungan pelaku mengalami sedikit kelainan seksual. Itu diakui sendiri oleh tersangka," ujar Surawan, Kamis (10/4/2025).
Priguna, disebut Surawan, mengakui memiliki fetish ketertarikan terhadap wanita yang tak sadarkan diri atau pingsan. Namun, tim penyidik masih akan mendalami pengakuan itu melalui pemeriksaan psikologi forensik.
"Kita akan perkuat (pengakuan soal kelainan seksual tersebut) dengan pemeriksaan dari psikologi forensik, ahli psikologi untuk tambahan pemeriksaan," kata Surawan.
Tak cukup sampai disitu, Surawan juga mengatakan saat akan ditangkap, Priguna sempat mencoba bunuh diri dengan melukai pergelangan tangannya. Ia pun kerap dirawat sebelum akhirnya resmi ditahan oleh polisi.
“Pelaku setelah ketahuan itu sempat berusaha bunuh diri juga. Memotong urat-urat nadi,” beber Surawan.
Kronologi Kejadian
![Ilustrasi pelecehan seksual, pemerkosaan, kekerasan seksual. [Suara.com/Eko Faizin]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/06/27/24016-ilustrasi-pelecehan-seksual-pemerkosaan-kekerasan-seksual.jpg)
Sempat beredar di media sosial bagaimana kronologi pembiusan dan dugaan pemerkosaan oleh residen PPDS Unpad. Awalnya, korban sedang menjaga ayahnya di ruangan ICU dan membutuhkan darah saat tengah malam untuk operasi.
Pelaku pun datang dengan modus menawarkan korban agar cepat mendapat pelayanan crossmatch darah. Lalu, korban dibawa ke lantai 7 yang merupakan bangunan baru dan ia diminta untuk mengganti baju.
Baca Juga: Bius Wanita Lalu Diperkosa, Kiai Maman Murka ke Priguna: Jangan sampai Dokter Mesum Tetap Praktik!
Korban yang diduga tidak mengetahui prosedur crossmatch darah hanya mengikuti arahan dari dokter anestesi tersebut. Kemudian, pelaku memberikan midazolam atau obat penenang (bius) kepada korban.
Dalam keadaan tak sadar, korban diduga mendapat perilaku tidak senonoh, yakni pemerkosaan. Selang beberapa jam, korban tersadar dan keluar ruangan dengan kondisi sempoyongan sekitar pukul 04.00 WIB.
Keadaan korban itu terekam CCTV yang juga merekam pelaku sempat mondar-mandir di sekitaran ruangan saat korban belum sadarkan diri. Ketika berjalan keluar, korban merasakan nyeri di bagian kemaluannya.
Korban lantas meminta visum ke Spesialis Obgyn (SpOG) dan baru diketahui ada bekas sperma. Kasus tersebut baru muncul ke publik satu bulan setelah kejadian dan tak sedikit dari warganet yang merasa sangat marah.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti