Bahaya dan Penyebab Pendarahan Otak, Dialami Titiek Puspa Saat Kritis hingga Meninggal Dunia!

Riki Chandra Suara.Com
Kamis, 10 April 2025 | 22:44 WIB
Bahaya dan Penyebab Pendarahan Otak, Dialami Titiek Puspa Saat Kritis hingga Meninggal Dunia!
Titiek Puspa meninggal dunia. [Dok. Istimewa]

Suara.com - Titiek Puspa meninggal dunia pada Kamis (10/4/2025) sekitar pukul 16.25 WIB setelah menjalani perawatan intensif selama 15 hari di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.

Sebelum dilarikan ke rumah sakit, penyanyi senior itu sempat pingsan di lokasi syuting program Lapor Pak! yang tayang di Trans7.

Putri pertama Titiek Puspa, Petty Tunjungsari, menjelaskan bahwa insiden pingsan itu terjadi pada malam hari tanggal 26 Maret 2025. Saat itu, Titiek Puspa sedang menyelesaikan sesi rekaman acara televisi.

"Jam 8 malam, Ibu sedang menyelesaikan recording di Lapor Pak! Trans7. Tiba-tiba pingsan sekitar pukul 8.30 malam," ungkap Petty dalam konferensi pers bersama awak media.

Pihak Trans7 langsung sigap membawa Titiek Puspa ke Rumah Sakit Medistra. Setelah melalui pemeriksaan medis mendalam, dokter menyatakan adanya pendarahan di otak bagian kiri, sehingga tim medis langsung melakukan tindakan operasi darurat.

"Ditemukan ada pendarahan otak di sebelah kiri," ujar Petty.

Sejak masuk rumah sakit, pihak keluarga membatasi kunjungan karena sang seniman memerlukan istirahat penuh. Bahkan, sempat beredar kabar hoaks Titiek Puspa meninggal dunia.

Penyebab Pendarahan Otak

Pendarahan otak yang dialami Titiek Puspa bisa menyerang siapa saja. Lantas, kenapa pendarahan otak bisa terjadi?

Guru Besar bidang kesehatan sekaligus dokter spesialis saraf dari Universitas Katolik Atma Jaya, Yuda Turana menjelaskan kondisi tersebut dan faktor risikonya, terutama terkait tekanan darah tinggi.

Prof Yuda mengungkapkan bahwa secara umum pendarahan otak terjadi akibat dua kondisi utama, yakni adanya sumbatan pembuluh darah atau pecahnya pembuluh tersebut.

Dia mengibaratkan sistem suplai darah ke otak seperti pipa yang menyalurkan oksigen dan nutrisi dari jantung ke seluruh bagian otak.

“Pendarahan otak bisa karena pipanya tersumbat atau pecah. Kalau pecah, bisa karena pipa itu sudah rapuh atau karena adanya tekanan darah yang sangat tinggi,” katanya, dikutip dari Antara, Kamis (10/4/2025).

"Kalau tekanan darah tinggi sudah berlangsung lama, dinding pembuluh darah bisa menipis seperti balon yang ditiup terus-menerus. Sampai suatu titik, pembuluh itu tidak tahan dan akhirnya pecah," katanya.

Data dari Kementerian Kesehatan mencatat bahwa hipertensi menjadi faktor risiko utama penyakit kardiovaskular di Indonesia, termasuk stroke dan pendarahan otak.

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,1 persen. Angka ini menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga masyarakat Indonesia memiliki tekanan darah tinggi, sebagian besar tidak menyadarinya.

Dalam kasus pendarahan otak, darah yang keluar dari pembuluh pecah akan menekan struktur otak di sekitarnya. Karena otak berada dalam ruang tertutup (tengkorak), tekanan tambahan dari darah bisa mengganggu fungsi otak dan menyebabkan hilangnya kesadaran.

Pecah Pembulu Darah Otak

Kasus pembuluh darah otak pecah bisa berakibat fatal jika tidak ditangani segera. Kondisi ini umumnya dipicu oleh tekanan darah yang terlalu tinggi atau kelainan pada struktur pembuluh darah itu sendiri.

Menurut Prof Yuda Turana, pembuluh darah otak pecah kerap terjadi pada pasien yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau hipertensi kronis.

“Pembuluh darah bisa pecah karena tekanan yang terlalu tinggi, sehingga tidak mampu menahan tekanan tersebut. Selain itu, bisa juga karena ada kelainan struktural yang menyebabkan pembuluh darah menjadi sangat tipis,” jelasnya.

Dia mengibaratkan pembuluh darah seperti pipa yang membawa cairan penting seperti oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Ketika tekanan cairan tersebut meningkat secara ekstrem, pembuluh darah bisa pecah, mirip dengan pipa yang tidak kuat menahan tekanan air yang terlalu besar.

Risiko pecahnya pembuluh darah juga dapat meningkat pada individu yang memiliki pembuluh darah rapuh akibat proses penuaan atau faktor genetik.

"Pipa yang rapuh ini bisa diturunkan secara genetik, atau karena proses degeneratif karena usia. Bahkan tanpa tekanan darah tinggi sekalipun, pembuluh bisa pecah hanya karena rapuh," katanya.

Selain faktor tekanan dan struktur, lokasi pecahnya pembuluh darah juga sangat menentukan tingkat keparahan. Menurut Prof. Yuda, jika pendarahan otak terjadi di batang otak, maka risiko kematian menjadi sangat tinggi meskipun volume darahnya tidak besar.

“Volume darah yang keluar memang penting, tapi lokasi pecahnya pembuluh jauh lebih menentukan. Jika berada di lokasi vital seperti batang otak, risikonya jauh lebih besar,” ujarnya.

Sebagai langkah pencegahan,Yuda menekankan pentingnya gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, tidak merokok, menghindari alkohol, serta mengelola stres.

Ia juga menyoroti pentingnya rutin mengukur tekanan darah sejak usia 40 tahun ke atas untuk mendeteksi potensi hipertensi sejak dini.

Titiek Puspa Meninggal Dunia

Penyanyi legendaris Titiek Puspa meninggal dunia pada Kamis (10/4/2025) setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Medistra, Jakarta. Seniman serba bisa itu meninggal di usia 87 tahun.

Titiek Puspa meninggal dunia. [Dok. Antara]
Titiek Puspa meninggal dunia. [Dok. Antara]

Kepergian sosok yang dikenal lewat lagu "Kupu-Kupu Malam" ini menyisakan duka mendalam, terutama karena perjalanannya tak hanya dikenal lewat karya musik, tapi juga kehidupan pribadi yang penuh cerita, termasuk soal siapa saja suami Titiek Puspa selama hidupnya.

Informasi wafatnya Titiek Puspa disampaikan oleh sang manajer, Mia. Ia mengonfirmasi bahwa sang diva menghembuskan napas terakhir pukul 16.25 WIB.

“Iya, benar eyang baru saja meninggal di pukul 16.25 WIB. Jenazah masih di Medistra,” ujar Mia, dikutip dari Suara.com.

Putri sulung Titiek Puspa, Petty Tunjungsari, turut menjelaskan bahwa sang ibu sempat dilarikan ke rumah sakit usai tak sadarkan diri saat syuting di sebuah stasiun televisi swasta pada 26 Maret 2025. Setelah dilakukan pemeriksaan, ditemukan pendarahan otak di bagian kiri kepalanya.

Meski sempat menjalani operasi dan menunjukkan tanda pemulihan, kondisinya terus menurun hingga akhirnya tutup usia.

Titiek Puspa Tiga Kali Menikah

Di balik kiprahnya di panggung hiburan, kehidupan pribadi Titiek Puspa juga kerap menarik perhatian. Sepanjang hidupnya, ia diketahui pernah menikah sebanyak tiga kali.

Mus Mualim, suami ketiga Titiek Puspa yang sudah lama meninggal dunia. [Dok. Istimewa]

Dikutip dari berbagai sumber, suami pertama Titiek Puspa adalah Kasno. Mereka pada tahun 1957 dan berpisah pada tahun yang sama.

Selanjutnya, Titiek Puspa menikah dengan Zainal Ardi, seorang penyiar RRI, pada tahun 1959. Dari pernikahan ini, Titiek dikaruniai anak perempuan, Petty Tunjungsari dan Ella Puspasari. Namun, hubungan mereka juga berakhir dengan perceraian pada tahun 1968.

Pernikahan terakhirnya adalah dengan Mus Mualim, seorang pencipta lagu ternama, yang ia nikahi pada 1970. Mus adalah cinta sejati Titiek hingga ajal memisahkan mereka.

Mus Mualim meninggal dunia pada 1 Januari 1990 akibat komplikasi penyakit ginjal. Menjelang wafatnya, Titiek bahkan sempat memeluk sang suami semalaman saat kondisi kesehatannya menurun drastis.

Di sinilah banyak publik menaruh simpati atas ketegaran Titiek Puspa menjalani kehidupan rumah tangga.

Agama Titiek Puspa

Titiek Puspa menjadi sosok yang tak bisa dipisahkan dari sejarah panjang dunia hiburan Indonesia. Penyanyi legendaris kelahiran Tanjung, Kalimantan Selatan, pada 1 November 1937.

Titiek Puspa merupakan anak dari pasangan Tugeno Puspowidjojo dan Siti Mariam. Ia berdarah Jawa yang awalnya bernama Sudarwati.

Kemudian, nama itu diganti menjadi Kadarwati sebelum akhirnya diubah lagi menjadi Sumarti. Sementara itu, Titiek merupakan panggilannya sehari-hari. Sementara Puspa diambil dari nama ayahnya, yang berarti bunga.

Banyak yang bertanya apa agama Titiek Puspa? Jelas saja agamanya adalah Islam. Apalagi, Titiek Puspa juga dikenal dengan panggilan Hj Sudarwati, nama pertama yang diberikan orang tuanya.

Mengutip dari berbagai sumber, Titiek Puspa menunaikan ibadah haji ke Mekkah pada tahun 1990. Dengan begitu, tidak ada lagi perdebatan tentang agama Titiek Puspa.

Perjalanan Karier Titiek Puspa

Perjalanan panjang kariernya tak hanya membesarkan namanya sebagai penyanyi, tetapi juga sebagai aktris yang telah membintangi berbagai film dan sinetron terkenal.

Meski sempat bercita-cita menjadi guru, jalan hidup Titiek Puspa berubah ketika berhasil memenangkan sejumlah kontes menyanyi.

Karier musik Titiek Puspa dimulai dari panggung kontes Bintang Radio di Semarang. Sejak saat itu, ia aktif di berbagai acara seni, termasuk menggarap operet populer seperti Bawang Merah Bawang Putih, Ketupat Lebaran, hingga Ronce-ronce.

Deretan lagu hits seperti Di Sudut Peta, Apanya Dong, dan Jatuh Cinta menjadi karya-karya yang dikenang hingga kini. Tak hanya itu, ia juga merilis sejumlah album yang memperkuat posisinya sebagai diva musik Indonesia.

Pada era 1960-an, Titiek Puspa sempat menjadi penyanyi tetap di Orkes Studio Jakarta, sebuah pencapaian yang hanya diraih segelintir penyanyi pada masa itu.

Meski sempat didiagnosis kanker serviks, semangatnya tak pernah surut. Tahun 2014 menandai kembalinya ia ke dunia hiburan dengan membentuk grup vokal Duta Cinta yang beranggotakan sepuluh anak dari latar belakang berbeda.

Nama besar Titiek Puspa juga dikenal di dunia akting. Ia tampil dalam berbagai film, mulai dari Minah Gadis Dusun (1996), Gadis (1980), Apanya Dong (1983), hingga Musik Untuk Cinta (2017). Tak hanya itu, sejak tahun 2017, ia turut meramaikan tayangan drama musikal Pesta Sahabat di RTV.

Berbagai penghargaan telah diraihnya selama enam dekade berkarya. Beberapa di antaranya yaitu Juara Bintang Radio Hiburan Jawa Tengah (1954), BaSF Award ke-10 untuk dedikasinya dalam musik (1994), serta masuk daftar 25 Artis Terbesar Sepanjang Masa versi Rolling Stone Indonesia (2008).

Bahkan, wajah Titiek Puspa sempat terpampang di billboard Times Square, New York—sebuah prestasi yang menjadi kebanggaan bangsa.

Sebagai salah satu figur penting dalam sejarah musik Indonesia, Titiek Puspa menjadi inspirasi lintas generasi. Kini, Titiek Puspa telah kembali keharibaan Tuhan. Semoga tenang di alam barzah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI