Sesampainya di Golgota, tangan dan kaki Yesus dipaku ke kayu salib. Di atas kepala-Nya terpasang tulisan “INRI” yang berarti "Yesus orang Nazaret, Raja orang Yahudi." Dalam penderitaan yang sangat menyakitkan, Yesus masih sempat mengampuni para algojo-Nya dan memberi pengharapan kepada seorang penjahat yang disalib bersama-Nya.
Dalam detik-detik terakhir, Yesus berseru, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Setelah itu, Ia menghembuskan napas terakhir. Peristiwa ini disertai gempa bumi, tirai bait Allah terbelah dua, dan banyak orang menjadi takut dan percaya bahwa Yesus benar-benar adalah Anak Allah.
Refleksi dari Kisah Sengsara Yesus Jumat Agung
Kisah sengsara Yesus Jumat Agung bukan hanya kisah kesedihan, tetapi juga kisah kasih dan pengharapan. Melalui penderitaan-Nya, Yesus menebus dosa manusia dan membuka jalan keselamatan bagi siapa saja yang percaya kepada-Nya. Bagi umat Kristen, momen ini menjadi ajakan untuk merenungkan kembali arti kasih, pengorbanan, dan pengampunan. Apakah kita sudah hidup dalam kasih seperti yang diteladankan Yesus? Sudahkah kita mampu mengampuni sesama, bahkan saat disakiti?
Jumat Agung adalah pengingat bahwa cinta sejati tidak selalu datang dalam bentuk yang mudah dan menyenangkan. Dalam kisah sengsara Yesus Jumat Agung, kita melihat pengorbanan yang tulus dan kasih yang sempurna. Mari jadikan hari suci ini sebagai momen untuk memperdalam iman, menguatkan harapan, dan menyebarkan kasih kepada sesama.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama