Ibnu Hajar berkata,
يُكْرَهُ تَقْدِيمُ التَّطَوُّعِ عَلَى قَضَاءِ رَمَضَانَ
Artinya, “Dimakruhkan mendahulukan puasa sunnah (Syawal) daripada mengganti (qadha) puasa Ramadhan.”
(Ibnu Hajar Al-Haitami, Tuhfatul Muhtaj fi Syarhil Minhaj, [Maktabah at-Tijariyah Al-Kubra: 1983 M], juz VIV, halaman 83).
Sependapat dengan Ibnu Hajar, Imam Ibnu Rajab AlHanbali mengatakan lebih utama jika mengqadha puasa ramadhan lebih dulu daripada berpuasa syawal. Hal itu mempercepat seseorang terbebas dari kewajiban mengganti puasa. Ibnu Rajab berkata,
مَنْ كَانَ عَلَيْهِ قَضَاءٌ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ فَلْيَبْدَأْ بِقَضَائِهِ فِي شَوَّالٍ فَإِنَّهُ أَسْرَعُ لِبَرَاءَةِ ذِمَّتِهِ، وَهُوَ أَوْلَى مِنَ التَّطَوُّعِ بِصِيَامِ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ
Artinya, “Barangsiapa memiliki utang puasa dari bulan Ramadhan, maka segeralah untuk menggantinya di bulan Syawal,
karena hal itu mempercepat bebas dari tanggungannya. Ini lebih utama dari puasa sunah enam hari di bulan Syawal.”
(Ibnu Rajab, Lathaiful Ma’arif fima li Mawasimil ‘Am minal Wazhaif, [Daru Ibn Hazm: 2004], halaman 244).
Pendapat tersebut diatas diperkuat dengan logika bahwa tidak sempurna puasa syawal seseorang jika puasa ramadhannya belum terpenuhi. Dalam arti masih punya hutang yang belum dibayar. Oleh karenanya, membayar hutang tersebut terlebih dahulu mempercepat seseorang terbebas dari hutang.
Meskipun demikian, ada ulama lain yang menyatakan qadha puasa ramadhan sesungguhnya bisa dilaksanakan sepanjang tahun hingga sebelum ramadhan berikutnya. Sementara puasa syawal memiliki batas waktu hanya di bulan syawal, sehingga melaksanakan puasa syawal terlebih dahulu pun diperbolehkan. Di samping itu tidak ada dalil yang melarang secara eksplisit agar mendahulukan puasa qadha sebelum puasa syawal.
Keutamaan Puasa Syawal
Keutamaan puasa syawal dijelaskan oleh Rasulullah, bahwasanya, “Barangsiapa berpuasa Ramadan kemudian diikuti dengan enam hari dari bulan Syawal, maka seolah-olah dia berpuasa sepanjang tahun.” Itu artinya pahala berpuasa syawal sangat besar, sama seperti berpuasa setahun penuh. Selain itu, saat seseorang melaksanakan puasa syawal dan dapat menghayati makna di dalamnya, ia akan menyadari bahwa puasa syawal bukanlah ibadah tambahan melainkan juga bentuk penguatan spiritual pasca-Ramadhan agar tidak menjadi orang yang terperosok pada nikmat duniawi.
Syawal yang dijadikan sebagai momentum melanjutkan kebiasaan baik seperti menahan hawa nafsu, meningkatkan ibadah, dan mendekatkan diri kepada Allah Swt, dapat menjaga kesucian hati setelah ramadhan. Allah sangat menyayangi hambanya yang mau konsisten beribadah, menjaga dirinya dari perbuatan maksiat dan melanjutkan hidup penuh rasa syukur, tawakal, tenang dalam doa dan seterusnya. Allah akan memberkatinya dengan rezeki dan kesehatan yang tak putus, serta kehidupannya senantiasa dalam lindungan Allah Swt.
Baca Juga: Keutamaan Puasa Sunnah, Dilakukan Ruben Onsu yang Baru Saja Mualaf
Demikian itu penjelasan bolehkah puasa syawal dulu baru puasa qadha ramadhan. Semoga bermanfaat.