Fesyen Keren Tak Harus Merusak Alam, Saatnya Beralih ke Sustainable Fashion

Vania Rossa Suara.Com
Jum'at, 18 April 2025 | 13:20 WIB
Fesyen Keren Tak Harus Merusak Alam, Saatnya Beralih ke Sustainable Fashion
Ilustrasi sustainable fashion (Pixabay/iStock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setiap tanggal 22 April, dunia memperingati Hari Bumi sebagai momentum untuk kembali menyadari peran kita dalam menjaga kelestarian lingkungan. Salah satu langkah sederhana tapi sering luput dari perhatian adalah memilih dengan bijak fesyen apa yang kita kenakan sehari-hari—mulai dari pakaian, sepatu, hingga tas.

Mungkin terdengar sepele, tapi tahukah kamu bahwa industri fesyen menjadi salah satu penyumbang terbesar limbah di dunia? Menurut data UN Environment Programme (UNEP), setiap tahunnya industri ini menghasilkan sekitar 92 juta ton limbah tekstil yang bisa membutuhkan puluhan tahun untuk terurai. Tak hanya mencemari lingkungan, prosesnya juga melepaskan gas rumah kaca yang berbahaya bagi bumi.

Sejalan dengan tema Hari Bumi 2025, “Energi Kita, Planet Kita”, Allianz Indonesia mengajak masyarakat, khususnya para karyawannya, untuk mulai melangkah ke arah yang lebih berkelanjutan lewat gaya hidup sustainable dan slow fashion. Pasalnya, industri fesyen sangat bergantung pada energi tak terbarukan dalam proses produksi dan bahan bakunya.

Isu ini menjadi topik utama dalam acara NgobrAZ (Ngobrol Bareng Allianz Citizens), yang kali ini menghadirkan Intan Anggita Pratiwi, pendiri social enterprise yang fokus pada penanganan limbah fesyen.

Dalam sesi tersebut, Head of Corporate Communications Allianz Indonesia, Wahyuni Murtiani, menekankan pentingnya kesadaran individu dalam menjaga bumi.

“Allianz Indonesia ingin mendorong kesadaran bahwa keberlanjutan bukan hanya tanggung jawab kelompok atau institusi tertentu, tetapi perlu dimulai dari setiap individu. Termasuk dari pilihan pribadi sehari-hari tentang apa yang kita miliki dan kita pakai,” ungkap Wahyuni.

4R: Langkah Nyata Menuju Fesyen Berkelanjutan

Intan memperkenalkan konsep 4R sebagai langkah praktis untuk menerapkan gaya hidup fesyen berkelanjutan, yaitu:

  • Reuse: Pakai kembali, tukar, atau donasikan pakaian, tas, dan sepatu yang sudah tidak dipakai.
  • Reduce: Kurangi kebiasaan konsumtif, pilih barang berkualitas dan tahan lama, serta pertimbangkan membeli barang second-hand atau yang terbuat dari bahan daur ulang.
  • Repair: Perbaiki barang-barang yang rusak daripada langsung membuangnya.
  • Recycle: Daur ulang atau ubah kembali pakaian lama agar bisa digunakan kembali dengan tampilan baru.

Praktikkan Mindful Buying ala Sustainable Fashion

Baca Juga: Fesyen Ramah Lingkungan: Inovasi Maria Halim dan Perjalanan Cemara Trashion

Selain menerapan 4R, konsep fashion berkelanjutan juga dapat dilakukan lewat beberapa tips sederhana dan kreatif untuk menerapkan mindful buying, seperti:

1. Hindari implusive buying

Pahami gaya khas pribadi kamu terlebih dahulu agar tidak terlena untuk membeli semua baju yang telihat lucu dan ramah di kantong. Ini juga memudahkan kamu agar bisa lebih selektif saat berbelanja pakaian yang sedang nge-tren sementara waktu. Belum lagi saat ini tren tas dan sepatu yang terbilang murah dan musiman sering mendorong brand untuk produksi secara berlebihan dan akhirnya menghasilkan limbah yang lebih banyak.

Jika kamu ingin mendukung sustainable fashion, kamu bisa memilih pakaian dengan potongan model yang lebih timeless agar lebih hemat jangka panjang dan tidak musiman tren tertentu. Selain itu, kamu juga bisa memilih tas dan sepatu yang dengan bahan yang berkualitas sekaligus. Ingat, lebih baik punya 1-2 sepatu dan tas yang tahan lama dan dapat kamu gunakan di berbagai kesempatan, daripada membeli banyak sepatu dan tas, namun akhirnya tidak terpakai dan bahkan terbuang.

2. Mengenali jenis kain dan pakaian yang ramah lingkungan

Cara paling mudah untuk mengenali jenis kain yang ramah lingkungan adalah dengan mengecek label bahan, biasanya pada bagian label akan tertulis ”100% katun” apabila bahan tersebut organik.

Beberapa serat alami yaitu katun, wol, sutra, kasmir, mohair, flax, hemp, jute, rami, sisal, pisang, dan nanas. Untuk serat buatan yaitu seperti polyester, polycondensate, nylon, polymer, acrylic, PVC, dan lain-lain.

3. Mendukung brand lokal yang mendukung fashion berkelanjutan

Brand yang mendukung fesyen berkelanjutan biasanya berkaitan dengan produksi batik, tenun, dan barang fashion yang menggunakan serat, pewarna alami, diproduksi secara etis, dan bisa diperbaiki. Selain itu, untuk tas dan sepatu yang mendukung ramah lingkungan biasanya bisa dengan bahan-bahan tas dari plastik daur ulang dan sepatu dari katun organik, kanvas alami, polyester daur ulang, dan karet daur ulang yang lebih biodegradable daripada karet sintetis.

”Dengan mengutamakan dan menerapkan konsep keberlanjutan dalam berbelanja dan mengelola pakaian, tas, dan sepatu yang telah dimiliki, kita dapat memberikan aksi nyata untuk menekan emisi karbon yang berdampak secara berbahaya bagi lingkungan dan bumi kita,” tutup Intan.

Pada akhirnya, menjadi fashionable tak harus merusak lingkungan. Kini saatnya kita berpindah dari tren konsumsi cepat menuju pilihan yang lebih sadar dan bertanggung jawab. Karena bumi yang sehat, adalah panggung terbaik untuk kita semua tampil gaya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI