26. Tanggal 26 Suro 1959: Selasa Kliwon, 22 Juli 2025.
27. Tanggal 27 Suro 1959: Rabu Legi, 23 Juli 2025.
28. Tanggal 28 Suro 1959: Kamis Pahing, 24 Juli 2025.
29. Tanggal 29 Suro 1959: Jumat Pon, 25 Juli 2025.
Pengertian dan Sejarah Bulan Suro
Bulan Suro merupakan bulan pertama dalam penanggalan kalender Jawa yang bertepatan dengan bulan Muharram kalender Hijriyah. Akan tetapi, istilah "Suro" berasal dari kata Arab "Asyura" yang memiliki makna hari kesepuluh di bulan Muharram. Penanggalan Jawa sendiri adalah hasil dari penyesuaian antara kalender Saka (Hindu) dengan Hijriyah yang dilakukan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo, raja Mataram Islam, pada 1633 Masehi.
Adapun sejarah penetapan 1 Suro sebagai awal tahun baru Jawa bermula pada masa pemerintahan Sultan Agung. Kala itu, masyarakat sukubJawa biasanya masih menggunakan penanggalan tahun Saka warisan Hindu, sedangkan Kesultanan Mataram Islam sudah menerapkan kalender Hijriyah. Sebagai langkah untuk mempersatukan rakyatnya dan memperluas ajaran Islam di Tanah Jawa, Sultan Agung pun berinisiatif memadukan kedua sistem penanggalan itu.
Penyatuan kalender Jawa dan Hijriah kemudian dimulai pada hari Jumat Legi, bulan Jumadil Akhir tahun 1555 Saka atau tanggal 8 Juli 1633 Masehi. Sejak saat itu, 1 Suro resmi ditetapkan sebagai awal tahun baru Jawa yang sekaligus bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriyah. Keputusan tersebut tak hanya berpengaruh pada sistem penanggalan, tetapi juga membawa perubahan yang signifikan dalam kehidupan sosial serta spiritual masyarakat Jawa.
Perbedaan Bulan Suro dan Muharram
Meskipun bulan Suro (kalender Jawa) kerap dianggap sama dengan bulan Muharram (Kalender Hijriyah), namun sebenarnya ada beberapa perbedaan di antara keduanya. Perbedaan itu meliputi:
- Asal-usul: Bulan Suro berasal dari tradisi masyarakar Jawa yang merupakan hasil dari akulturasi budaya Hindu-Jawa dengan Islam. Sedangkan Muharram murni bersumber dari kalender Hijriyah dalam agama Islam.
- Sistem Penanggalan: Bulan Suro mengikuti sistem penanggalan Kalender Jawa yang merupakan gabungan antara kalender Saka dan juga Hijriyah. Sementara Muharram murni kalender Hijriyah berdasarkan peredaran bulan.
- Cara Perayaan: Dalam menyambut bulan Suro akan lebih kental dengan tradisi dan ritual Jawa, seperti kirab pusaka hingga tapa bisu. Sedangkan, perayaan Muharram dalam ajaran Islam lebih fokus pada ibadah seperti puasa, sholat malam, dzikir dan sedekah.
- Makna Spiritual: Dalam tradisi Jawa, bulan Suro menjadi waktu terbaik untuk introspeksi dan penyucian diri dengan nuansa yang mistis dan kental akan mitos tertentu. Dalam agama Islam, Muharram sangat dihormati sebagai salah satu bulan suci, yang penuh kemuliaan dan tanpa unsur mistis di dalamnya.
- Durasi: Meskipun sama-sama dimulai pada tanggal 1, namun bulan Suro dalam penanggalan Jawa bisa jadi tidak selalu tepat selama 30 hari seperti Muharram dalam kalender Hijriyah.
Memahami perbedaan ini sangat penting dilakukan untuk menghargai keunikan dan keharmonisan dari masing-masing tradisi serra menghindari pencampuradukan konsep yang dapat menimbulkan kesalahpahaman di antara keduanya.
Baca Juga: Ciri-Ciri Istimewa Weton Tulang Wangi: Apakah Kamu Memilikinya?
Demikian informasi seputar kapan tanggal 1 Suro 2025. Sebagaimana diketahui, Suro merupakan bulan dalam penanggalan Jawa hasil dari penyesuaian antara kalender Saka (Hindu) dengan Hijriyah.