Mereka menilai jawaban tersebut justru mencerminkan kedalaman makna yang bersifat reflektif.
"Sama-sama dalam bentuk buku, yang membedakan isinya. Yang dipertanyakan buku paling berpengaruh dalam hidup. Nah, Al-Qur’an berpengaruh nggak? Sampai sini paham," tulis akun @mriz**** menanggapi perdebatan.
Menariknya, tiga buku yang disebut Anies Baswedan memang bisa diartikan sebagai representasi dari tiga dimensi kehidupan yang penting spiritualitas (Al-Qur’an), relasi sosial dan institusi keluarga (buku nikah), serta keberlangsungan ekonomi (buku tabungan).
Meskipun disampaikan dengan nada bercanda, pilihan tersebut mencerminkan nilai-nilai yang bersifat mendasar dalam kehidupan manusia modern.
Di luar pro dan kontra, pernyataan Anies Baswrdan ini kembali memperlihatkan sisi komunikatif dan simbolik yang sering ia gunakan dalam berbagai kesempatan.
Tak hanya menjawab, Anies Baswedan kerap menampilkan lapisan makna dalam pernyataannya, baik yang bersifat filosofis maupun humoris.
Sebagai tokoh politik dan akademisi, Anies Baswedan memang dikenal memiliki cara komunikasi yang cerdas, tak jarang bersifat dua lapis, lugas tapi sarat makna.
Jawaban tentang tiga buku paling berpengaruh ini bisa jadi hanyalah candaan ringan namun tetap memancing publik untuk berpikir, atau bahkan berdebat.
Baca Juga: Misteri Rumah Tua dan Penyihir Jahat dalam Novel House of Secrets