Bantuan dari Sumbang Sambung Ayat akan digunakan untuk membeli meja belajar, papan tulis, dan sound system portable agar proses belajar lebih nyaman.
“Saya prihatin saat mengajar. Biasanya mereka ngaji di lantai atau tanah. Bantuan ini sangat berarti untuk keberlangsungan kegiatan belajar-mengajar,” ujar Ustaz Darih.
Dari Tambang ke Tahfidz, Perjuangan Ustaz dari Kalimantan Selatan
Kisah lain datang dari Ustaz Zakaria, penggagas Rumah Tahfidz Al-Azhar di Desa Teluk Kepayang, Kalimantan Selatan.
Awalnya, tantangan yang dihadapi sangat besar. Ia harus mengedukasi masyarakat yang sebagian besar bekerja sebagai penambang emas ilegal dan petani, tentang pentingnya pendidikan agama.
Perlahan, ia merangkul tokoh masyarakat dan perangkat desa untuk mendukung lahirnya lembaga pendidikan nonformal yang berbasis Al-Qur’an.
Kini, Rumah Tahfidz Al-Azhar telah menjadi tempat belajar bagi 20 santri, yang banyak di antaranya telah menamatkan hafalan juz mereka.
Dengan bantuan dari Program Sumbang Sambung Ayat, Ustaz Zakaria akan melengkapi fasilitas belajar dengan meja anak, iqro, juz amma, dan Al-Qur’an.
“Terima kasih kepada Flip atas program ini. Semoga dari sini lahir generasi penghafal Al-Qur’an yang berkualitas, beradab, dan berilmu,” tuturnya.
Baca Juga: Semangat Ibadah, Netizen Bagikan Tips Memperbaiki Bacaan Saat Mengaji
Program Sumbang Sambung Ayat tidak hanya fokus ke mengaji, namun juga menyambungkan semangat ibadah dengan empati sosial.
Dengan pendekatan kreatif dan berbasis teknologi, gerakan ini menjadi jembatan kebaikan antara ribuan netizen dan guru-guru ngaji yang selama ini berjuang dalam sunyi.
Semoga setiap ayat yang telah dilantunkan membawa berkah, dan setiap donasi yang disalurkan menjadi awal dari perubahan nyata di tempat-tempat mengaji yang membutuhkan.