Program pelatihan menjangkau 402 peserta, meningkatkan kapasitas pemuda, guru, dan pemerintah dalam resolusi konflik berbasis budaya.
Sebanyak 440 pemimpin adat dan agama berkontribusi dalam strategi integrasi budaya, sementara 259 pejabat pemerintah terlibat dalam diskusi pencegahan kekerasan.
Enam CSO pemuda mengadaptasi pendekatan resolusi konflik tradisional dengan inklusivitas serta peran aktif perempuan dan pemuda dalam pembangunan desa.
Meski SSCP telah berakhir, pembangunan perdamaian akan terus berlangsung. Kolaborasi antar pemuda, CSO, pemerintah, lembaga adat dan masyarakat yang telah mendapat peningkatan kapasitas dan pemahaman menjadi fondasi keberlangsungan program.
“Kami akan terus bergerak. Beberapa inisiatif yang lahir dari SSCP akan terus berlanjut melalui dukungan komunitas dan kemitraan lokal. SSCP telah memberi panduan praktik baik dan rekomendasi kebijakan yang telah diserahkan kepada pemangku kebijakan di Provinsi Lampung,” ujar ungkap RD. Agustinus Sunarto Yoga Pamungkas, pimpinan Yayasan Pembinaan Sosial Katolik, mitra implementasi di Lampung.