Ini 10 Kandungan Skincare yang Sebaiknya Dihindari Demi Kulit Sehat

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Senin, 11 Agustus 2025 | 20:33 WIB
Ini 10 Kandungan Skincare yang Sebaiknya Dihindari Demi Kulit Sehat
Kandungan skincare yang sebaiknya dihindari. [freepik]

Suara.com - Di tengah gempuran tren skincare yang menjanjikan kulit glowing dan mulus ala selebriti Korea, banyak dari kita yang rela mencoba berbagai produk. Mulai dari serum, pelembap, hingga masker wajah, semua dicoba demi mendapatkan hasil maksimal.

Namun, pernahkah kamu berhenti sejenak dan benar-benar membaca daftar kandungan di balik kemasan produk favoritmu?

Faktanya, tidak semua bahan yang terkandung dalam produk perawatan kulit diciptakan setara. Beberapa di antaranya justru berpotensi memicu masalah baru, mulai dari iritasi ringan, jerawat parah, hingga risiko kesehatan jangka panjang. Menjadi konsumen cerdas adalah kunci utama.

Para ahli dermatologi menyarankan untuk lebih waspada terhadap beberapa kandungan spesifik yang lebih banyak membawa mudarat daripada manfaat.

Berikut adalah daftar kandungan dalam skincare yang sebaiknya kamu hindari agar investasi perawatan kulitmu tidak berujung sia-sia.

1. Sulfat (SLS dan SLES)

Sodium Lauryl Sulfate (SLS) dan Sodium Laureth Sulfate (SLES) adalah agen pembuat busa yang sangat umum ditemukan dalam sabun cuci muka, sampo, dan sabun mandi.

Efek busa melimpah memang memberikan sensasi bersih, tetapi di baliknya, sulfat bekerja terlalu keras hingga mengikis lapisan minyak alami (sebum) yang berfungsi sebagai pelindung kulit.

Akibatnya, kulit menjadi kering, ketat, rentan iritasi, bahkan bisa memicu eksim dan dermatitis bagi pemilik kulit sensitif.

Baca Juga: Buktikan Eksistensi Sebagai Dokter Kecantikan, Reza Gladys Lakukan Gebrakan di Pusat Kota Jakarta

2. Paraben

Paraben (seperti methylparaben, propylparaben) adalah pengawet yang sangat efektif untuk mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri dalam produk. Namun, penggunaannya semakin kontroversial.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paraben dapat meniru hormon estrogen dalam tubuh, yang berpotensi mengganggu keseimbangan hormonal. Bagi kulit, paraben juga dikenal sebagai salah satu pemicu reaksi alergi dan iritasi.

3. Alkohol Denat (Denatured Alcohol)

Penting untuk membedakan alkohol "jahat" dan alkohol "baik" (fatty alcohol seperti cetyl alcohol). Alkohol denat, yang sering tercantum sebagai SD alcohol atau alcohol denat, memberikan sensasi cepat kering dan ringan pada produk seperti toner atau sunscreen.

Namun, dalam jangka panjang, ia sangat mengeringkan kulit dan merusak skin barrier. Ketika pelindung kulit rusak, kulit menjadi lebih rentan terhadap bakteri, polusi, dan masalah jerawat.

4. Pewangi Sintetis (Fragrance/Parfum)

Siapa yang tidak suka skincare dengan wangi yang menenangkan? Sayangnya, di balik label "Fragrance" atau "Parfum", bisa tersembunyi ratusan campuran bahan kimia yang tidak diungkapkan oleh produsen.

Pewangi adalah salah satu penyebab utama dermatitis kontak alergi. Jika kulitmu sensitif, mudah memerah, atau gatal setelah menggunakan produk baru, wewangian sintetis bisa jadi biang keladinya.

5. Formaldehida (Formaldehyde)

Dikenal sebagai karsinogen (zat pemicu kanker), formaldehida dan bahan-bahan yang melepaskannya (formaldehyde-releasers seperti DMDM hydantoin, quaternium-15) masih digunakan sebagai pengawet dalam beberapa produk kosmetik. Zat ini sangat keras dan dapat menyebabkan iritasi kulit yang parah serta reaksi alergi.

6. Hydroquinone

Ini adalah agen pencerah kulit yang sangat kuat untuk mengatasi hiperpigmentasi. Namun, penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter yang ketat.

Penggunaan tanpa resep dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kondisi yang disebut ochronosis, di mana kulit justru menjadi gelap kebiruan secara permanen. Di banyak negara, penggunaannya dalam produk over-the-counter sudah dilarang.

7. Merkuri (Mercury)

Ini adalah bahan paling berbahaya yang wajib dihindari. Merkuri sering ditemukan dalam krim pemutih ilegal yang tidak terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Efeknya memang instan memutihkan, tetapi racunnya dapat merusak kulit secara permanen, menyebabkan kerusakan ginjal, dan gangguan saraf. Pastikan selalu membeli produk yang sudah memiliki izin edar resmi dari BPOM.

8. Oksibenzon (Oxybenzone)

Kandungan ini umum ditemukan dalam chemical sunscreen. Fungsinya memang efektif melindungi kulit dari sinar UV, tetapi ia juga berpotensi sebagai pengganggu endokrin dan merupakan salah satu alergen yang paling umum dalam tabir surya. Selain itu, oxybenzone juga terbukti merusak terumbu karang di lautan.

9. Phthalates

Zat kimia ini sering digunakan untuk membuat wangi pada produk tahan lebih lama dan meningkatkan daya serap produk. Sama seperti paraben, phthalates juga merupakan pengganggu endokrin yang dikaitkan dengan beberapa masalah kesehatan reproduksi.

10. Triklosan (Triclosan)

Dulu sering ditemukan dalam produk antibakteri, termasuk sabun cuci muka untuk jerawat. Namun, penggunaannya kini sangat dibatasi karena dapat mengganggu hormon tiroid dan berkontribusi terhadap resistensi bakteri terhadap antibiotik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI