Meski tidak berada di level tertinggi, status aktivitas Gunung Semeru masih di Level II atau Waspada.
BPBD mengimbau warga menjauhi sektor tenggara sejauh 8 kilometer di sepanjang Besuk Kobokan.
Bahkan di luar jarak tersebut, aktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai tetap dilarang karena potensi perluasan awan panas dan aliran lahar bisa mencapai 13 kilometer dari puncak.
5. Ancaman Lahar di Tengah Musim Hujan
Musim hujan membuat ancaman Semeru semakin berlapis. Material vulkanik yang baru dimuntahkan berpotensi terbawa arus deras menjadi banjir lahar, meluncur cepat di sungai-sungai yang berhulu di puncak.
Warga di sekitar Besuk Kobokan diminta ekstra waspada, sebab lahar dingin bisa datang tanpa tanda-tanda, membawa batu dan material padat yang mematikan.
Penutup
![Gunung Semeru erupsi dengan tinggi letusan mencapai 1 km di atas puncak pada Rabu (9/7/2025) pagi [Suara.com/ANTARA/HO-PVMBG]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/09/22525-gunung-semeru.jpg)
Gunung Semeru kembali mengajarkan satu hal, bahwa kekuatan alam tak pernah bisa diremehkan.
Dua kali letusan dalam sehari, puluhan erupsi dalam sehari sebelumnya, dan ancaman lahar di musim hujan menjadi kombinasi yang tak boleh dianggap enteng.
Baca Juga: Upaya Pemulihan Ekosistem di Danau Ranu Pani
Di balik keindahannya, Mahameru menyimpan potensi bahaya yang selalu siap meledak. Warga Lumajang dan sekitarnya pun harus tetap siaga, karena di kaki gunung ini, hidup dan bencana bisa dipisahkan hanya oleh hitungan detik.