Saat itu, Mutahar ingin melibatkan pemuda Indonesia dalam upacara pengibaran bendera untuk menumbuhkan rasa cinta Tanah Air. Pada awalnya, konsep ini diterapkan di tingkat nasional, yang kemudian berkembang menjadi Paskibraka.
Paskibra, sebagai varian lokal, muncul sebagai bentuk pembinaan awal di sekolah-sekolah untuk mempersiapkan generasi muda sebelum naik ke level yang lebih tinggi.
Seiring waktu, Paskibra menjadi program wajib di banyak sekolah untuk melatih siswa dalam etika bendera dan disiplin militer ringan.
Sementara itu, Paskibraka terus berkembang dengan seleksi yang lebih ketat, melibatkan perwakilan dari seluruh provinsi di Indonesia. Salah satu perbedaan utama terletak pada proses seleksi dan rekrutmen.
Perbedaan Rekrutmen Paskibra dan Paskibraka

Untuk menjadi anggota Paskibra, siswa biasanya diseleksi di tingkat sekolah melalui tes fisik sederhana, seperti uji ketahanan lari, postur tubuh, dan kemampuan baris-berbaris.
Proses ini relatif mudah dan terbuka bagi siswa yang berminat, dengan pelatihan yang dilakukan secara rutin di sekolah.
Sebaliknya, Paskibraka melibatkan seleksi berjenjang yang sangat kompetitif. Calon anggota harus melewati tahap kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional.
Kriteria mencakup tinggi badan minimal (165 cm untuk putri dan 170 cm untuk putra), kesehatan prima, prestasi akademik, dan wawasan kebangsaan.
Baca Juga: 40 Link Twibbon HUT RI Terbaik: Simpel, Meriah, Hingga Nuansa Batik
Setelah lolos, mereka menjalani karantina dan pelatihan intensif selama sekitar satu bulan di Jakarta, di bawah bimbingan instruktur profesional dari militer dan pemerintah.
Hal ini membuat Paskibraka lebih eksklusif dan hanya melibatkan sekitar 76 orang per tahun, mewakili 38 provinsi (dua orang per provinsi).
Perbedaan Ruang Lingkup Paskribra dan Paskibraka
![Anggota Paskibraka 2024 asal Sumatera Utara Violetha Agryka Sianturi mencium Bendera Merah-Putih dalam pengukuhan Paskibraka Tingkat Pusat 2024 di Istana Negara, Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Selasa (13/8/2024). [ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/08/14/33186-paskibraka-di-ikn-paskibraka-tak-pakai-jilbab.jpg)
Tugas dan ruang lingkup juga menjadi pembeda signifikan. Paskibra berfokus pada acara lokal, seperti upacara di sekolah, kantor pemerintahan daerah, atau event komunitas.
Mereka menggunakan bendera replika biasa, dan formasi pengibaran sering kali disesuaikan dengan kebutuhan acara, seperti formasi 8-17-45 yang melambangkan tanggal 17 Agustus 1945.
Sementara Paskibraka hanya bertugas sekali setahun pada 17 Agustus di tingkat nasional, dengan formasi yang lebih rumit dan simbolis, termasuk pengibaran Bendera Pusaka yang asli.