Makna Pacu Jalur dari Segi Filosofis dan Spiritual
Tidak hanya bernilai sejarah, budaya, dan seni, Pacu Jalur juga memiliki makna filosofis dan spiritual. Melansir laman Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, perlombaan ini dimaknai sebagai puncak pencapaian masyarakat Kuansing dalam setahun. Jalur melambangkan kerja keras, kebersamaan, serta doa atas keberhasilan hidup.
Makna Pacu Jalur secara filosofi dan spiritual juga terdapat dalam proses pembuatan perahu. Perahu panjang tradisional tersebut dibuat hati-hati, mulai dari memilih kayu di hutan. Pembuatan dimulai dengan upacara ritual semah atau selametan hingga ritual yang disebut maelo jalur. Tradisi maelo jalur bernilai spiritual, seorang pawang akan dilibatkan dalam tradisi ini untuk mendoakan kapal, mengeratkan hubungan manusia, alam, dan leluhur.
Ketika Pacu Jalur dilaksanakan, perahu bukan lagi sekadar kayu yang dirakit, melainkan simbol sakral yang menyatukan fisik, batin, dan kepercayaan masyarakat Kuansing. Kecepatan dan kekompakan mendayung satu grup di atas Jalur membutuhkan kepercayaan satu sama lain. Karenanya persatuan dan kesatuan dalam Pacu Jalur sangat kuat terasa dan sangat cocok sebagai festival untuk merayakan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Demikian itu informasi mengenai sejarah dan makna Pacu Jalur. Dari festival rakyat, Pacu Jalur telah bertransformasi menjadi ikon budaya global yang dirayakan lintas generasi dan lintas negara. Semoga bermanfaat.
Kontributor : Mutaya Saroh