Siapa Mbah Karto dan Warsini? Lansia Penghuni Gubuk Reyot di Solo Curi Simpati Netizen Dunia

Rifan Aditya Suara.Com
Minggu, 24 Agustus 2025 | 06:25 WIB
Siapa Mbah Karto dan Warsini? Lansia Penghuni Gubuk Reyot di Solo Curi Simpati Netizen Dunia
mbah karto dan warsini, pasangan lansia penghuni gubuk reyot di Solo curi perhatian media asing (Google Maps)

Suara.com - Kisah hidup Mbah Karto dan Mbah Warsini di Solo mendadak menjadi perbincangan warganet.

Tak tanggung-tanggun, pasangan lansia yang hidup di gubuk reyot ini mencuri perhatian netizen dari negara lain.

Google Maps tidak sengaja mendokumentasikan gubuk sederhananya selama hampir 10 tahun dan menunjukkan perjalanan hidup pasangan lansia ini.

Google unknowingly documented an elderly couple’s life journey in Indonesia” tulis pemilik akun X @/Rainmaker1973.

Kondisi Gubuk Reyot Mbah Karto dan Mbah Warsini 

Gubuk berwarna biru itu diketahui berada di Jalan HOS Cokroaminoto, Kelurahan Jagalan, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah.

Bangunan semi permanen ini terekam setidaknya dari tahun 2015 oleh kamera Google Maps.

Pada tahun 2015, terlihat pasangan lansia duduk di kursi kayu panjang di samping gubuk biru.

Momen ini berlangsung hingga tahun 2016 dan berubah di tahun 2018.

Di tahun 2018 ini, Google Maps hanya menangkap potret Mbah Warsini, tanpa dampingan suaminya.

Baca Juga: 3 Fakta Viral Siswi SD Duel Gara-Gara Video TikTok di Gorontalo, Sekolah Larang Bawa HP!

Singkat cerita, tahun 2023, Mbah Warsini dan Mbah Karto sudah tidak terlihat lagi.

Kursi yang dulunya sempat menangkap potret kebersamaan Mbah Warsini dan Mbah Karto pun sudah terlihat rusak.

Ilalang tinggi juga sudah menutupi halaman gubuk di pinggir jalan tersebut.

Setahun berikutnya, gubuk Mbah Karto dan Mbah Warsini terlihat sudah diratakan dengan tanah.

Kini, tak nampak lagi gubuk peneduh kisah cinta dua lansia dari Solo tersebut.

Jika Anda ingin ikut melihat gubuk milik Mbah Karto dan Mbah Warsini, Anda bisa mengakses link Google Maps berikut.

https://www.google.com/maps/place/Bengawan+Sport+Centre/@-7.5686854,110.8468828,3a,75y,19.58h,67.25t/ 

Lalu apa yang terjadi dengan pasangan lansia yang tinggal di gubuk viral ini?

Kisah Mbah Karto dan Mbah Warsini Sekarang

Melalui informasi yang beredar di internet, diketahui bahwa Mbah Karto sudah meninggal dunia sejak tahun 2023 lalu.

Sejak saat itu, Mbah Warsini kembali dijemput dan dibawa pulang oleh keluarganya ke Wonogiri, tepatnya Kecamatan Ngadirejo.

Masih dari pengakuan warga sekitar, Mbah Karto dan Mbah Warsini sudah merantau ke Solo sejak masih muda.

Tak hanya sebagai tempat tinggal, gubuk sederhana tersebut ternyata merupakan sumber penghidupan Mbah Karto dan Mbah Warsini.

Keduanya diketahui sudah menjual soto sejak lama. Sebelum menetap di sana dan tertangkap oleh Google Maps, keduanya diketahui sempat berpindah-pindah tempat.

Pemilik bangunan di belakangnya kala itu kemudian mengizinkan Mbah Karto (70 tahun) dan Mbah Warsini (80 tahun) yang sudah berusia lanjut untuk tinggal di bangunan tersebut.

Dulunya, gedung belakang gubuk itu adalah pabrik sepatu sehingga warung soto tersebut memiliki cukup banyak pengunjung.

Namun, kini pabrik sepatu itu juga sudah gulung tikar dan bangunannya berubah fungsi menjadi tempat jualan tas.

Seorang warga mengaku bahwa ia masih menyimpan beberapa barang Mbah Karo dan Mbah Warsini yang sempat dititipkan padanya ketika gubuk itu dibongkar.

Tak hanya berjualan soto, Mbah Karto dan Mbah Kartini juga sempat berjualan tusuk sate. Keduanya juga kerap dipercaya bisa membantu menenangkan anak-anak yang kerap rewel.

Dari kisah hidup Mbah Karto dan Warsini yang sempat tak sengaja terekam oleh Google Maps tersebut, banyak warganet yang turut bersimpati sekaligus menyayangkan ketidakhadiran pemerintah setempat.

“Hati rasanya sakit sekali. ID saat yang mengaku wakil rakyat ribut soal tunjangan ini dan itu sementara di luar sana ada banyak lansia terlantar yang seharusnya menjadi tanggung jawab negara untuk melindunginya. Sungguh tak punya hati. Tunggulah peradilan Allah yang sesungguhnya,” tulis @kk****

“Tetangga saya ini, dulu beliau jualan soto,” tulis @ho**

“This is common humanity image where people living in poverty in Indonesia as nothing care from the government. Corruption, collusion & nepotism is a culture. (Ini adalah hal yang umum sebagai gambaran kemiskinan di Indonesia yang tidak dipedulikan pemerintah. Korupsi, kolusi, dan nepotisme adalah budaya,” komentar @Datuk***

"I hope they know that google did that for them," komentar @emii*** asal Amerika Serikat.

"Reminds me of this scene from UP (2009)," tulis @_Suc***.

"There is a kind of inexplicable feeling of being touched," komentar @Donna*** dari AS.

Kontributor : Hillary Sekar Pawestri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?