Infografis
- Ferry Irwandi mengidap kelainan jantung yang memiliki risiko kematian mendadak
- Ia menangis karena takut meninggalkan orang-orang terkasih, bukan karena situasi politik.
- Ferry dikenal sebagai mantan PNS yang beralih profesi menjadi aktivis dan content creator
Suara.com - Klip beberapa bulan lalu yang memperlihatkan aktivis sekaligus founder Malaka Project, Ferry Irwandi, menangis di depan para audiensi Aksi Kamisan kembali menyita perhatian publik.
Ferry Irwandi menangis bukan karena kondisi Indonesia kini, melainkan keadaan kesehatannya sendiri yang risiko terburuknya adalah kematian.
Dikutip dari postingan akun TikTok @nakama_clipper pada Rabu (3/9/2025), mantan PNS Kementerian Keuangan tersebut memiliki kelainan hypertrophy cardiovascular atau penebalan dinding jantung.
"Gua baru medical checkup dan ternyata ditemukan kelainan jantung. Jadi ada hypertrophy cardiovascular, penebalan jantung, itu di bilik kiri. Bukan karena ngerokok, bukan karena gaya hidup, tapi penyakit genetik," tuturnya.
Ferry Irwandi harus menjalani serangkaian pemeriksaan dan pengobatan untuk memperbaiki kondisi kesehatannya. Mulai dari MRI hingga operasi.
"Risiko terburuknya adalah kematian mendadak. Dari situ saya, dua hari ini mereflesikan kehidupan saya sendiri, teman-teman," sambungnya.
Pria kelahiran 16 Desember 1991 itu mengaku hal yang ditakuti bukan kematian, tetapi justru orang-orang yang akan ditinggalkannya kelak. Di sinilah Ferry Irwandi mulai menangis.
Dengan suara bergetar, Ferry Irwandi mengungkapkan bahwa kehilangan seseorang, terutama yang disayangi, adalah hal yang sulit. Ia sudah pernah mengalami, sehingga tahu bagaimana rasa kehilangan itu menyelimutinya.
"Gue tinggal sama sepupu dulu sedari kecil, dari SD. Terus dia meninggal tahun 2019. Bahkan setelah 8 tahun dia masih datang di mimpi gua, dan suatu hari kita juga akan membuat orang lain merasa kehilangan yang sama. Kompleks sekali," pungkasnya.
Baca Juga: Siapa Nama Asli Dibalik Akun Twitter NdrewsTjan? Jadi Sorotan Ferry Irwandi Pasca Demo
Walaupun postingan tersebut diunggah pada 5 Juli 2925 lalu, kolom komentar masih dipenuhi dengan simpati warganet hingga sekarang.
"Allah menyehatkan dan memberikan umur panjang buat orang baik. Semangat selalu Ferry," ucap seorang warganet.
"Semoga mujizat Tuhan terjadi, penyakitmu disembuhkan., dipulihkan, panjang umur, suaramu dibutuhkan anak-anak muda Indonesia. Semangat bang," imbuh warganet lain.
"Semangat bang Ferry. Semoga diberi kesehatan umur panjang buat bang Ferry amiin," doa warganet lainnya.
Profil Singkat Ferry Irwandi
Ferry Irwandi lahir di Jambi pada 1991, dari keluarga perantau Minangkabau asal Payakumbuh. Ayahnya seorang dosen, ibunya karyawan.
Sejak SMP, ia sudah akrab dengan seni teater dan film, meski kemudian memilih jalan pendidikan formal di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).
Semasa kuliah, Ferry tetap menjaga gairah seninya lewat klub teater dan komunitas film SCENE. Setelah menamatkan pendidikan, ia melanjutkan studi hingga meraih gelar magister di Central Queensland University, Australia, dan kini sedang menempuh pendidikan doktoral di Monash University, Australia.
Ferry memulai karier sebagai pegawai negeri sipil di Kementerian Keuangan, bekerja sebagai videografer di bagian hubungan masyarakat. Hampir 10 tahun ia habiskan di sana sebelum akhirnya mengundurkan diri pada November 2022. Keputusan itu membuka jalan baru baginya: menjadi konten kreator penuh waktu.
Padahal, ia sudah aktif di YouTube sejak 2010. Namun baru setelah keluar dari birokrasi, Ferry benar-benar menekuni dunia konten. Topik yang ia angkat pun luas: politik, keuangan, filsafat Stoikisme, hingga isu sosial.
Popularitasnya meningkat setelah tampil di siniar “Close the Door” Deddy Corbuzier pada April 2022, lalu berkolaborasi dengan kreator lain seperti Jerome Polin dan Coki Pardede.
