Tantowi memberikan perspektif menarik mengenai hal ini. Menurutnya, Purbaya tidak memiliki beban politik yang mengikatnya.
"Purbaya bicara tanpa beban karena jadi menteri bukanlah sesuatu yang dia perjuangkan dengan menyikut kanan kiri. Jilat sana sini," ungkapnya.
Pujian Tantowi pun bermuara pada sebuah harapan besar. Ia melihat ada potensi bahwa gaya komunikasi yang jujur dan tanpa filter ini justru menjadi kunci untuk memecahkan kebuntuan ekonomi.
"Memperhatikan ucapan dan tekadnya selama dua hari ini bisa jadi (insyaaallah) dia yang akan menyelamatkan ekonomi kita yang terus terpuruk," tulisnya penuh harap.
Meski demikian, Tantowi menutup opininya dengan rendah hati dan mengajak publik untuk memberikan kesempatan. "Kita kasih dia kesempatan bekerja. Waktu akan membuktikan apakah Presiden memilih orang yang benar atau sebaliknya."
"Ini opini saya, bisa saja salah. Kita bebas beropini," tutupnya.
Pernyataan Kontroversial Purbaya
Sebagai pengingat, salah satu pernyataan Purbaya yang dinilai kontroversial adalah pada saat dia menanggapi tuntutan 17+8.
Dia menyebut tuntutan yang diusulkan oleh sejumlah influencer tersebut bagi Purbaya hanya menjadi suara sebagian kecil rakyat yang merasa hidupnya masih terganggu.
Baca Juga: Klarifikasi Menkeu Purbaya usai Anak Sebut Menteri Agen CIA di Instagram
"Itu kan suara sebagian kecil rakyat kita, kenapa mungkin sebagian ngerasa keganggu, hidupnya masih kurang ya. Once, saya ciptakan pertumbuhan ekonomi 6 persen, 7 persen itu akan hilang dengan otomatis," terang Purbaya dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (8/9/2025).
Pernyataan Purbaya pun kembali menimbulkan sentimen publik saat menyebut frasa 'gayanya koboi'.
Di hadapan Sri Mulyani dan pegawai Kementerian Keuangan, dia mengaku saat bekerja di Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bisa seperti koboi. Bebas tanpa ada pengawasan.
Tapi hal berbeda 180 derajat terjadi ketika ia menduduki posisi Menteri Keuangan. Menyadari kesalahan perkataannya, Purbaya pun meminta maaf.
"Waktu di LPS sih enggak ada yang monitor, jadi saya tenang. Ternyata di (Kementerian) Keuangan beda, Ibu. Salah ngomong langsung dipelintir sana-sini. Jadi, kemarin kalau ada kesalahan, saya mohon maaf," ujarnya.