Belajar dari Jepang, CORE Indonesia Dorong Pemanfaatan Budaya untuk Pertumbuhan Ekonomi

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 12 September 2025 | 12:27 WIB
Belajar dari Jepang, CORE Indonesia Dorong Pemanfaatan Budaya untuk Pertumbuhan Ekonomi
Ilustrasi jalan-jalan di Jepang [Pexels]

Suara.com - Warisan budaya kerap dianggap bagian dari masa lalu, tetapi di tangan yang tepat ia bisa menjadi sumber inspirasi sekaligus kekuatan ekonomi.

Jepang telah lama mencontohkan bagaimana budaya lokal dapat dijadikan landasan pembangunan ekonomi.

Sementara itu, Indonesia yang kaya akan tradisi dan peninggalan sejarah justru belum sepenuhnya mengoptimalkan potensi tersebut. Pembangunan kerap menempatkan kebudayaan di pinggir jalan.

Persoalan ini mengemuka dalam diskusi bertajuk “Dari Sakura ke Nusantara: Merajut Literasi dan Warisan Budaya Menjadi Sumber Ekonomi” yang digelar CORE Indonesia bersama Ngariksa pada Selasa malam (9/9/25) di Kafe Tenku, Jakarta.

Ilustrasi Jepang (Freepik.com/tawatchai07)
Ilustrasi Jepang (Freepik.com/tawatchai07)

Komunitas pecinta budaya, peminat naskah kuno, hingga pelaku ekonomi kreatif hadir membicarakan bagaimana warisan budaya bisa menjadi modal ekonomi.

Tamaki Hoshi, penulis novel budaya dan Putri Jepang 2021, menjadi salah satu narasumber utama. Ia menekankan bahwa setiap elemen budaya menyimpan nilai estetika yang mampu beresonansi lintas bangsa.

Menurutnya, narasi budaya dapat mendorong wisatawan untuk lebih terhubung dengan sebuah daerah.

“Saya memahami hal ini ketika mengamati batik. Setiap daerah punya perbedaan motif, sejarah, dan cerita. Tidak mungkin saya mengoleksi semua batik sebagai pakaian utuh. Tapi jika ada produk boneka berbatik dari tiap daerah, saya justru akan lebih termotivasi untuk berkeliling Indonesia,” ujarnya.

Pakar filologi Oman Fathurahman menambahkan, naskah kuno Indonesia menyimpan khazanah pengetahuan yang sangat luas, mulai dari agama, medis, teknologi, hingga pemikiran ekonomi dan politik. Ia bersama timnya telah mendigitalkan ribuan naskah.

Baca Juga: Flavio Boston, Usaha Sepatu Lokal yang Bertahan 30 Tahun

“Ada naskah tentang gempa dan banjir yang penting untuk mitigasi bencana. Ada pula komunitas yang membuat batik berdasarkan iluminasi naskah kuno. Sayangnya, masih banyak pengetahuan dan inspirasi yang belum digali,” kata penerima Habibie Prize 2023 itu.

Hendri Saparini, ekonom senior yang menggagas diskusi ini, menilai pemanfaatan budaya dapat menjadi strategi ekonomi yang sebanding dengan pemanfaatan sumber daya alam.

Menurutnya, literasi budaya adalah pintu masuk untuk menciptakan nilai tambah sekaligus membangun ekosistem ekonomi kreatif.

“Diskusi ini merupakan ikhtiar untuk meningkatkan literasi sekaligus membangun kolaborasi lebih besar bagi tumbuhnya ekonomi kreatif berbasis warisan budaya,” ujarnya.

Bagi CORE Indonesia, warisan budaya bukan sekadar warisan masa lalu, melainkan fondasi yang bisa diolah untuk menjawab tantangan masa depan ekonomi.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI