
Workshop ini bukan hanya teori. Para pembicara juga membagikan case study nyata, termasuk perhitungan rute “sweet spot” di mana penggunaan miles bisa menghasilkan value tertinggi.
Misalnya, bagaimana terbang ke Jepang atau Australia dengan business class bisa dilakukan dengan biaya setara tiket ekonomi—asal tahu timing dan sistem poin dari maskapai yang digunakan.
Antusiasme peserta yang tinggi membuktikan bahwa travel hacking bukan lagi “rahasia dapur” segelintir orang. Ini adalah skill baru yang layak dipelajari siapa saja yang ingin traveling dengan lebih cerdas.
“Sekarang saya sadar, miles itu bukan cuma bonus, tapi bisa jadi strategi untuk merancang liburan impian,” ujar salah satu peserta workshop.
Travel hacking membuktikan bahwa perjalanan mewah bukan hanya milik mereka yang tajir. Dengan pengetahuan yang tepat, setiap orang bisa menikmati liburan first class dengan budget kelas ekonomi.