suara hijau

Lonjakan Sampah Elektronik Jadi Alarm Keras: Bagaimana Solusi Nyata Hadapi Ancaman Ini?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 19 September 2025 | 11:21 WIB
Lonjakan Sampah Elektronik Jadi Alarm Keras: Bagaimana Solusi Nyata Hadapi Ancaman Ini?
Petugas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta membawa sampah elektronik milik warga di kawasan Cempaka Putih, Jakarta, Kamis (10/6/2021). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Suara.com - Indonesia menghadapi ancaman serius dari sampah elektronik (e-waste). Laporan Global E-Waste Monitor 2024 menunjukkan, produksi e-waste tumbuh lima kali lebih cepat dibandingkan kapasitas daur ulang dunia.

Situasi ini tercermin pula di Indonesia, di mana timbunan e-waste diperkirakan naik dari 2,1 juta ton pada 2023 menjadi 4,4 juta ton di 2030. Angka tersebut bukan hanya mengancam lingkungan, tetapi juga kesehatan masyarakat secara langsung.

Krisis ini menjadi alasan kuat bagi sejumlah perusahaan untuk turun tangan. Salah satunya adalah Erajaya Group yang lewat kampanye Jaga Bumi berhasil mengumpulkan 2.255 unit e-waste hanya dalam tahun pertama pelaksanaannya.

Harmoni Bumi Bebas E-Waste. (Dok. Istimewa)
Harmoni Bumi Bebas E-Waste. (Dok. Istimewa)

Secara lingkungan, dampaknya setara dengan pengurangan emisi karbon sebesar 161.700 kg CO, penghematan energi ±301.261 kWh, serta pengurangan kebutuhan lahan TPA seluas 10 m².

“Angka-angka ini membuktikan bahwa langkah kecil dari konsumen, jika difasilitasi dengan benar, dapat memberikan dampak lingkungan yang signifikan dan terukur. Dengan cara ini, kita tidak hanya mengurangi pencemaran, tetapi juga bersama-sama membangun ekosistem pengelolaan e-waste yang inklusif, terstruktur, dan berkelanjutan,” tegas Group Chief of HC, GA, Litigation & CSR Erajaya Group, Jimmy Perangin Angin dalam keterangannya baru-baru ini. 

Lebih jauh, Jimmy menegaskan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) sudah menjadi fondasi operasional perusahaan.

Melalui erafone, mereka mengimplementasikan konsep Extended Producer Responsibility (EPR) dengan menempatkan dropbox di berbagai toko. Konsumen cukup membawa perangkat elektronik tak terpakai ke dropbox tersebut.

Head of Corporate and Marketing Communication Erajaya Group, Stephen Warouw, mengungkapkan respon masyarakat sangat positif.

“Terbukti sudah lebih dari 2.000 e-waste yang berhasil kami kumpulkan yang setara dengan penghematan energi sekitar 300 ribu KwH. Tentunya kampanye ini akan terus kami lanjutkan, tidak hanya di Jakarta atau Bali tapi juga ke kota-kota lain,” jelasnya.

Baca Juga: Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang

Tak berhenti di situ, ritel teknologi ini juga berencana memperluas kampanye Jaga Bumi ke berbagai daerah, sekaligus berkolaborasi dengan lebih banyak pihak agar kesadaran tentang e-waste makin meluas.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI