Keamanan Siber Bukan Cuma Soal Teknologi, Tapi Kunci Hidup Aman di Era Digital

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 22 September 2025 | 17:48 WIB
Keamanan Siber Bukan Cuma Soal Teknologi, Tapi Kunci Hidup Aman di Era Digital
Ilustrasi keamanan siber. [Pexels]
Baca 10 detik
  • Hidup makin digital, tapi ancaman siber juga makin nyata – dari listrik sampai data pribadi.

  • Cyberwolves Con 2025 jadi tempat para pakar kumpul, bahas cara jaga dunia digital biar tetap aman. 

  • Pesannya: keamanan siber tugas semua orang. Kolaborasi = masa depan digital yang lebih tenang. 

Suara.com - Perkembangan teknologi bikin hidup kita makin gampang—dari bayar kopi cashless, belanja online, sampai kerja remote. Tapi di balik semua kemudahan itu, ada tantangan baru yang nggak boleh diabaikan: keamanan siber.

Bayangin kalau listrik padam berjam-jam atau aplikasi pembayaran tiba-tiba error seharian. Tak cuma bikin bete, tapi bisa berpengaruh ke industri, transaksi bisnis, bahkan layanan publik. Itulah kenapa ketahanan digital jadi kunci supaya aktivitas sehari-hari tetap lancar.

Melihat hal itu, Spentera menghadirkan Cyberwolves Con 2025, konferensi tahunan yang jadi ajang kumpul para ahli teknologi, akademisi, sampai regulator. Tujuannya? Bikin semua pihak saling tukar ide, sharing solusi, dan nyusun strategi biar Indonesia makin siap menghadapi ancaman digital.

Tahun ini, diskusi berfokus pada tiga topik besar:

  • Infrastruktur energi & sistem penting – gimana cara jaga jaringan listrik dan layanan vital supaya nggak gampang diserang
  • Risiko AI – teknologi keren ini banyak manfaatnya, tapi perlu dipastikan aman dan nggak disalahgunakan
  • Kesiapan tanggap insiden – latihan dan koordinasi penting banget supaya kalau ada serangan, responnya cepat dan efektif

Direktur Spentera, Royke L. Tobing, menegaskan bahwa isu siber nggak bisa dilihat hanya dari sisi teknologi.

“Ancaman siber bersifat multidimensi. Dampaknya bukan hanya pada infrastruktur saja, tetapi juga pada kepercayaan publik, ekonomi, hingga stabilitas nasional. Yang dibutuhkan adalah tata kelola yang kuat, kolaborasi lintas sektor, dan peningkatan kapasitas SDM agar Indonesia lebih siap menghadapi dinamika ini,” jelas Royke.

Pesannya jelas, bahwa keamanan digital bukan cuma urusan IT, tapi urusan kita semua. Dengan kerja sama, standar yang lebih baik, dan peningkatan skill SDM, Indonesia bisa tetap jadi negara yang aman sekaligus maju di era digital.

Pada akhirnya, transformasi digital ini bukan cuma tentang teknologi, tapi tentang masa depan manusia. Dengan kolaborasi, kreativitas, dan semangat belajar, kita bisa memastikan teknologi bekerja untuk manusia, bukan sebaliknya.

Baca Juga: TB Hasanuddin: Ferry Irwandi Berbuat Apa hingga Dianggap Ancam Keamanan Siber TNI?

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI