Sejarah Ponpes Al Khoziny, Bangunan Musala Ambruk saat Santri Salat Ashar

Rabu, 01 Oktober 2025 | 12:16 WIB
Sejarah Ponpes Al Khoziny, Bangunan Musala Ambruk saat Santri Salat Ashar
Susasana Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang dipenuhi ambulans usai sebuah musala di dalam kompleks ponpes ambruk, Senin (29/9/2025) [/ANTARA]

Jejak para tokoh tersebut memperkuat posisi Pesantren Buduran sebagai salah satu pusat pendidikan Islam paling berpengaruh di Jawa Timur.

Perkembangan Pendidikan di Pondok Pesantren Al-Khoziny

Lebih dari sekadar lembaga pendidikan, Ponpes Al-Khoziny adalah simbol kontinuitas tradisi Islam di Jawa Timur.

Tempat ini menjadi jembatan antara pendidikan salaf dan modern, serta tempat lahirnya ulama yang memberi warna pada Islam Nusantara.

Di bawah asuhan KH Moch Abbas, Pesantren Al-Khoziny mulai mengembangkan pendidikan formal di samping pendidikan salaf.

Lahirnya Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah dan Ibtidaiyah, hingga Sekolah Tinggi Diniyah yang kemudian berkembang menjadi Institut Agama Islam (IAI) Al-Khoziny.

Selain itu, KH Abdul Mujib Abbas, generasi penerus setelah KH Moch Abbas, memperkuat pembinaan spiritual santri dengan lima tradisi utama, yakni belajar dan mengajar, salat berjemaah, membaca Al-Qur’an, menjaga salat witir, dan istiqamah dalam ibadah.

Tradisi inilah yang membuat santri Al-Khoziny tidak hanya kuat dalam ilmu agama, tetapi juga kokoh dalam spiritualitas. Demikianlah ulasan lengkap terkait sejarah Pondok Pesantren Al-Khoziny.

Kontributor : Dini Sukmaningtyas

Baca Juga: Tragedi Musala Ambruk di Sidoarjo, 38 Santri Terkubur Reruntuhan: Akankah Berhasil Diselamatkan?

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI