Kedua, etanol bisa memengaruhi material komponen kendaraan. Seal berbahan karet alam berpotensi melar, sementara lapisan antikorosi pada tangki bisa lebih cepat luruh.
Hal ini menjadi masalah di Indonesia yang memiliki keberagaman usia kendaraan. Tidak semua mobil atau motor dirancang kompatibel dengan BBM beretanol, sehingga risiko kerusakan bisa lebih tinggi.
Selain itu, perusahaan swasta juga mengedepankan standar internal dan tuntutan konsumen. Jika BBM beretanol dianggap berpotensi menimbulkan masalah pada mesin kendaraan lama, mereka bisa terkena dampak reputasi maupun keluhan pengguna.
Dengan batalnya kesepakatan ini, Pertamina kini menanggung stok impor hingga 100 ribu barel BBM yang belum terserap. Sementara itu, SPBU swasta seperti Shell, BP, dan Vivo masih menghadapi ancaman kelangkaan BBM beroktan tinggi jika tidak segera menemukan solusi.
Demikian itu informasi soal apa itu etanol. Pada akhirnya, etanol yang semestinya menjadi solusi justru memicu kontroversi baru dalam industri BBM tanah air.
Kontributor : Mutaya Saroh